Friday, February 13, 2009

buat Istriku yang Shalekah...........




Aku hanya bisa ucap Alhamdullillah
Allah tlah berikan seorang Perempuan shalekah........
Allah tlah berikan seorang perempuan yang menjadi bunda anak anak penerusku.......
Allah tlah berikan seorang perempuan yang menjadi bagian dalam hidupku..........
Allah tlah berikan seorang perempuan yang mengerti dalamnya lubuk hatiku............
dan selalu ku ucap Alhamdullillah..................
Semoga engkau selalu menjadi perempuan shalekahku.........Love You

bersepeda keliling indonesia{lanjutan 9 }


Asyiknya makan bersama dalam satu wadah besar dengan anak - anak mapala untan dan bermain trik sulap membuat keakraban dengan mereka cepat terjalin.Aku juga mencari uang tambahan dengan berjualan kartu ucapan di acara wisuda mahasiswa Untan diAuditorium dibantu Robert dan David gondrong.robert jadi sales sementara Aku mengggambar setiap pesanan yang Dia dapat.
Beruntung Aku disini memgendarai sepeda kayuh,karena di Pontianak saat ini mengalami kelangkaan BBm,kalaupun ada pasti dijual dengan harga diatas normal.
Sperti cerita beberapa teman yang mengeluhkan harga bensin bisa mencapai harga Rp.15000,- perliter.Padahal harga resmi di pom bensin hanya Rp.2.500,-.Satu harga yang jauh mahal dibanding harga durian yang aku nikmati bersama Komeng,David,dan Robert sehari sebelum Kutinngalkan Ponti.
Satu makanan khas Ponti yang belum Kunikmati yang berbahan durian hanyalah "tempoyak".Satu makanan dari durian yang diawetkan dengan garam dan biasa untuk bumbu tambahan memasak atau lansung dimakan dengan nasi bahkan dicampur dengan sambal.
Waktu terasa cepat berlalu selama di ponti,senin sore setelah mengecek kelengkapan sepeda kulanjutkan perjalanan menuju dermaga Rassau sekitar 30 km melewati jalan sempit yang beraspal rusak dan banyak tergenang air dari kota Ponti.Setelah membeli tiket kapal sungai seharga Rp.24.000,- beberapa menit kemudian David dan robert menyusul ke Rassau mengajak kerumah kakeknya,karena menunggu keberangkatan kapal masih satu setengah jam lagi.Berada dirumah sederhana bertemu dengan mbah Parto siswoyo yang sudah berumur 72 tahun dan selalu menggunakan bahasa Krama halus setiap berbicara padaku membuatku seakan masih berada dikampung Klaten."Nak,menawi sampeyan pinanggih tiyang dayak teng mergi lajeng dipun tawari punapa mawon sampeyan tampi nggih"pesan mbah Parto."Amargi tiyang Dayak,pitadhos kalih namine Kapuhunan"terang mabah Parto masih dengan logat Jawa kental.
Padahal beliau sudah puluhan tahun tinggal di kalimantan sebagai anggota Pengawas transmigran yang pertama disini.
"Kapuhunan" adalah bila kita menolak pemberian dari seseorang ,sesuatu yang buruk akan menimpa kita.Makanya mbah Parto berprsankita tidak boleh menolak pemberian orang untuk menghormati orang yang memberi.Jikapun kita menolak pemberian,kita masih harus dengan tatakrama yang berlaku bagi orang Dayak.
Jam 16.00 aku sudah memarkir sepeda di kapal ferry dengan tulisan Palung dibadan kapal yang berukuran lebih kecil dibanding kapal ferry penyebrangan laut.
Kapal mulai meninggalkan rassau menuju Teluk Betung,Kuingat jabatan erat David dan Robert disertai ucapan samapi jumpa dengan harapan kami akan bertemu kembali.
Menyusuru sungai yang penuh pohon - pohon Nipah dipinggir sepanjang perjalanan disore saat matahri membiaskan warna merah dilangit ufuk baarat serta dua ekor Elang mengepakkan sayap bercanda diangkasa membuatku seakan berada dinegeri yang damai.
Dimalam hari duduk dipinggir kapal melihat gerakkan air yang memantulkan cahaya rembulan dengan suasana sepi.Yang terdengar hanya deru mesin kapal semakinmembuat perasaan tenang dan angan ini terus memgembara mencari jawaban setiap kejadian yang menimpa dalam setiap pejalanan hidupku.Dalam benakku yakin pasti mendapat jawaban itu.
Jam 02.00 kapal sudah merapat di dermaga Teluk Betung,Aku masih bisa melanjutkan tidurku walau sebagian besar penumpang sudah turun kapal melanjutkan perjalanan dengan menyewa mobil atau ojek.......... still follow this story.........

Wednesday, February 11, 2009

galeri photo Perjalanan Penuh makna Dan Hikmah

Buat bapa..............semoga keteguhan hati kita selalu terasah dalam setiap kejadian yang menimpa kita semua.Karena kuyakin Allah punya rencana tersendiri buat kita...........dan rencana itu selalu Indah buat kita..


Di sulawesi..ada juga tugu khatulistiwa...malah ada tanda tangan mr.Vice President Tri Soetrisno...
Labuhan Uki Minahasa yang mempesona...tak sia sia keringat mengayuh jalan terjal dan berliku saat kusaksikan keAgungan Allah dengan keindahan alamNya....benar - benar Sang Maestro tiada Tandingnya.....................

di KLABAT kubentangkan rasa kebebasanku...................
Salutku ma nenek moyang yang tlah menjadi arsitek termahir membangun Borobudur nan megah.................
Bersamamu Sobat selalu menghadirkan rasa bahagia.............
main sulap ma anak - anak di metro FM Samarinda........

sobat - sobat tak pernah kulapa saat - saat bersamamu ...................semoga kita dipertemukan kembali...entah kapan tapi harapan itu selalu ada diruang hatiku.
cewek Banjarmasin.....................

With Jason n mama bag's............dermaga Lembar Lombok.....................

PHOTO - PHOTO perjalanan yang selalu menggembirakan...tanpa beban dan bebas menikmati hidup.Walau banyak yang bilang perjalanan orang"GILA".......tapi perjalanan penuh hikmah tiada tara.Dan hanya KepadaNYA rasa syukur ini kuucapkan.


Keringatku adalah cucuran air kebahagiaanku................

dalam kesendirianpun kurasakan kedamaian yang tak kudapat dalam kebisingan.
Bertemu teman baru,sobat baru dan sodara baru begitu mengharukan hati.Mengenal ragam budaya dan khasanahnya memperkaya hati.


mengamen lewat puisi,lagu dam sulap buat sodara kita di Aceh...di pantai Losari Makassar.Walau keringat menetes,tapi kebahagiaan dan keharuan selalu terpatri dalam jiwa.
PEACE THE WORLD....................................

sobat2 ASTEROIDA dan PAHYAGAAN MANADO

Mantan penjelajah dari SINEY Sulawesi ............Mr ISRAD. AM


Satu kata - kata darimu REZA to make a wisdom to the journey....................
Antara Kehidupan ,Cinta,Keberanian,perjuangan Harga diri Bangsa,Tekad,pesona tlah melekat dalam diriku sbagai Jiwa Petualang..........................................Tanah,Angin,Hujan,Debu berserta Dedaunan yang membasuh tubuhku dalam setiap Perjalanan memaknai arti lahir dari kehidupan anak manusia...
Hati para petualang dalam setiap persahabatan kepada kawan menjadi satu dimataku.......
PUISI DARI ADIKKU YANG CANTIK........................DIMANA ENGKAU SEKARANG DIK "NURHASANAH"
PERJALANAN MEMBAWA PENGALAMAN
MELANGKAH MENCARI KAWAN
MENGEJAR KERIDHOAN SANG ILLAHI
MENJELAJAH SELURUH PELOSOK
SUSAH SEDIH MENJADI SATU
MELAHIRKAN KEBEBASAN
KARENA KEMAMPUAN YANG TAK TERDUGA
KINI KAWAN TAK TERHITUNG
NAFAS LELAH JUGA MENJADI TEMAN
TAPI SEMANGAT HARUS SELALU TETAP MEKAR''..............

semoga adik selalu dalam lindungan Allah SWT.........dan kita dipertemukan kembali.....
Bunaken memang indah....snorkling pagi hari melihat bias bias sinar matahari dalam kedalaman air laut ditemani aneka binatang laut yang mempesona.


Semoga perjalananku selalu memberiku semangat dalam menjalani hidup...walau aku tahu hidup penuh liku............................hidup adalah Anugerah dari Allah.

Tuesday, February 10, 2009

naik Km.SENOPATI NUSANTARA


Turun dari kapal Kelud Aku masih harus menunggu lagi untuk melanjutkan perjalanan ke Pontianak.Dari informasi seorang petugas syahbandar jadwal kapal Senopati Nusantara tujuan Pontianak masih dua hari lagi.Kugunakan waktu menunggu untuk mencari tambahan uang dengan melukis pesanan lukisan dari beberapa pegawai Syahbandar dimana Aku menginap.Aku tidak bisa pergi terlalu jauh dari Kantor Syahbandar karena kemungkinan Aku naik kapal - kapal barang yang menuju Pontianak sewaktu - waktu dengan bantuan dari Syahbandar.
Sabtu 24 Juli pagi dapat kepastian ada kapal menuju Pontianak.Setelah mendapat surat rekomendasi dari Kepala Syahbandar dan meninggalkan lukisan yang Kugores tadi malam sebagai ucapan terimakasih.Sore hari Kunaikkan sepeda ke area parkir dalam kapal Senopati Nusantara yang kecil seperti kapal ferry di jalur Bali - Lombok.Menjelang maghrib kapal mulai meninggalkan dermaga yang penuh dengan peti kemas yang berjejer dan tersusun disetiap jengkal tanah di dermaga.Lampu - lampu terlihat terang benderang dilihat dari kapal yang semakin jauh meninggalkan pelabuhan terbesar di pulau Jawa,seperti melihat lampu - lampu di arena pasar malam.
Untuk pertama kalinya Aku mabuk laut diatas kapal yang sering goyang terkena hantaman ombak yang besar.Padahal aku sering naik kapal seukuran ini dipenteberangan dari Padang Bay menuju Lembar Lombok.Mungkin karena kondisi fisikku yang melemah setelah dua hari kurang tidur mengerjakan beberapa lukisan dan bermain trick sulap di kantor Syahbandar.Beruntung aku hanya mengalami muntah sedikit dan cepat pulih setelah istirahat dibangku dekat wc yang jika dibuka pintunya tercium aroma tak sedap.Karena hanya itu satu satunya bangku yang kosong.Walau istirahat dibangku luar yang tak beratap dan angin terasa dingin dikulit,Aku bisa berbaring tanpa gangguan penumpang lain yang lebih memilih di dek beratap. Dua hari dua malam bermain trick sulap membuatku mudah bergaul dengan para penumpang yang ingin belajar sulap.bahkan mereka sering menawari atau mentraktiku makan atau minum kopi.Menikmati indahnya cahaya rembulan yang membiaskan cayah gerlap di atas gelombang - gelombang air laut samudera Jawa dari dek paling atas.
Satu - satunya yang mengusik ketenangan saat menikmati kesendirianku diantara penumpang yang sudah terlelap tidur.Sepasang anak manusia yang ingin melepas hasrat tertua manusia,selain makan dan minum"hasrat nafsu sex."
Dari gerak bayangan dan suara lenguhan terdengar dari jarak tempat ku berbaring walau suara debur ombak juga terdengar ditelinga.Tapi Aku bisa membedakan suara deburan ombak dengan suara birahi sepasang orang yang sedang oral sex.Mungkin mereka termasuk orang - orang yang selalu ingin mencari sensai - sensai sexual .Di atas kapal yang berlayar dengan suara deburan ombak dan angin laut bertiup kencang,bisa membuat mereka puas menikmati sex.Aku yakin mereka melihatku saat Aku berdiri dan turun pindah ke kabin dimana banyak penumpang tidur berjejer seperti ikan pindang.
Kondisi kapal ini jauh berbeda dengan kapal Kelud,disamping ukuran.Kapal Senopati Nusantara tidak dilengkapi theatre mini,atau tempat hiburan lainnya.Penumpang tidur seadanya dengan alas tidur seadanya juga.Walau pihak crew kapal juga menyediakan alas tidur dengan uang sewa Rp.10000,-,para penumpang lebih suka membeli alas tidur dari kain bekas karung beras yang dijahit seperti tikar.Namun begitu makanan yang disediakan lebih layak daripada kapal Kelud.
Karena kapal kecil setiap datang ombak besar terasa sekali goyangannya,kulihat banyak penumpang yang mabuk karena tidak kuat menahan mual di perut.
Senin 26 Juli sehabis sholat subuh kapal sudah merapat di dermaga Pelabuhan Pontianak.
Kayuhan pertamaku di tanah borneo menuju Universitas Tanjungpura menemui teman - teman Mapal Untan.Sambutan penuh persahabatan kuterima dari dari mereka persis dengan sambuatan dari teman - teman Kompas USU Medan,sambutan sesama orang "Gila."Di kota Khatulistiwa yang sebagian besar penduduk masih menggunakan bahasa melayu yang terdengar seperti bahasa yang digunakan orang - orang Malaysia.Aku bisa menikmati tempat - tempat menarik diantar teman - teman Untan.Tugu Khatulistiwa,satu tempat yang wajib dikunjungi pelancong sepertiku yang baru sekali ini berkunjung di kota yang terasa panas do siang hari.Sebuah tugu tempat dimana titik "Kulminasi"berada.Pada tiap tanggal 21 - 23 Maret dan September jam 12.00 jika kita berdiri di area tugu tidak ada bayangan samasekali,karena sinar matahari tepat diatas kepala kita.
Menikmati es Aloevera disiang yang panas menjadi salah satu minuman kesenangan baru selama disini.Es manis berwarna hijau berisi potongan daging batang daun lidah buaya diiris kecil terasa lezat di lidah.
Menyusuri kampung ditepian Sungai Kapuas dengan berjalan kaki diatas "Gertak" sebuah jembatan kecil memanjang terbuat dari kayu sepanjang kampung.Atau menyewa sampan menyusuri Kapuas di sore hari sebelum matahari tenggelam dan melihat anak - anak berenang disungai yang berwarna kecoklatan selalu membuat perasaanku seakan tidak ingin aku meninggalkan Pontianak.
"Bang Gun,belum diakui ke Ponti klo belum mandi dan minum air Kapuas!"kata Azizah seorang anggota Mapala Untan dengan logat Melayunya yang khas.
"Tu jak syaratnya di akui jadi orang Ponti!" jawabku menirukan logat Melayunya ,dan langsung melepas kaos kemudian meloncat ke sungai seperti anak - anak kecil yang berenang disekitarku.
"Bang gun memang gila!"teriak Azizah.Kemudian beberapa teman mahasiswa ITB yang sedang melakukan expedisi di Kalimantan juga ikut terjun di sungai yang banyak kapal - kapal mermotor melintas diarus yang sedikit deras.......

Thursday, February 5, 2009

PUISIKU.......................


DALAM KESENDIRIANKU....
Saat debu -debu menempel dibadan
Saat angin menerpa wajah
Saat hujan mengguyur tubuh
Saat deburan ombak iringi...Kayuhanku....
Kurasa Kedamaian Abadi
DALAM KESENDIRIANKU....
Saat Kulihat kepak Elang di udara
Saat Kucium aroma tanah
Saat Kurebah di pasir pantai
Saat Kulihat redup matahari digaris cakrawala laut
Saat istirahatku....Kurasa Kedamaian Abadi........



Debuku...Mata pedihku...
Panas matahariku....
Peluhku......
Tanjakkanku...Kerikil tajamku...
Lumpurku.....
Peluhku......
Hujanku....
Nikmatku....
Anginku....
Damaiku...
Impian dan Khayalku..
hidupku...Ada dalam alunan shymponi Klasik KeAgunganNya............

bersepeda keliling indonesia{lanjutan 7 }




Untuk pertama kali aku bisa bertemu teman - teman Mahasiswa Pecinta Alam di Universitas Sumatera Utara.Sambutan sobat - sobat Kompas USU dengan keramahan khas setiap pecinta alam membuatku bagai tamu istimewa.Suasana meriah penuh canda tawa disekretariat bersama sobat - sobat yang sama - sama "Gilanya",membuatku lebih lama berada di Medan.Aku juga mengenal seseorang yang menurutku "Aneh"hampir setiap hari dia mengajakku kemanapun dia pergi.Mungkin dia salah satu orang "GILa" yang kujumpai di perjalananku."Farid"sebuah nama dia sebut saat memperkenalkan diri dengan logat Jawa Timur yang masih begitu kental walau sudah bertahun - tahun berada di Medan.Teman - teman sering memanggil orang yang berkacamata dan berperawakan tinggi ini sengan sebutan Mr.Kondom.Karena Farid sering membagikan kondom gratis ke para PSK yang mangkal dijalanan kota Medan.Aku juga sempat ikut membagikan kondom gratis ke para PSK saat dia melakukan tuga nya sebagai penyuluh kesehatan Reproduksi di Organisasi Sahiva,salah satu organisasi mahasiswa yang bergerak di bidang pencegahan dan penanggulangan AIDS.
AKu ama Farid juga mendatangi beberapa tempat yang sering digunakan anak muda Medan menghabiskan malam,salah satunya daerah Warung Harapan.Duduk diwarung tenda menikmati just terong belanda yang manis sedikit asam sambil mengamati tingkah laku pengunjung.Seperti orang yang melakukan observasi tentang prilaku sex anak muda Medan."Cak,lihat cewek - cewek sexi diseberang sana!"sambil menunjuk kearah warung yang penuh cewek - cewek berpakaian sexi."Mungkin salah satu dari mereka bisa diajak kencan semalam,"imbuhnya.Sering Kulihat waria - waria yang juga berpakaian minimalis nan memgoda berjalan genit sambil menghisap rokok didepan meja kami.Karena meja yang dipilih Farid berada persis dekat perempatan jala,dan diseberangjalan ada sebuah bangunan yang didepan pintu gerbang masuk tertulis WC Umum.Setiap menitnya pasti ada yang masuk dan keluar,anehnya yang masuk biasanya berpasangan dan beberapa menit kemudian mereka keluar bersama - sama lagi."Cak,wong -wong iku padha ngesex kilat ,ya?" tanyaku ke Farid yang dijawab debgan sepatah kata"Mungkin!"dengan mimik wajah meng-iyakan.
Aku juga berusaha menepati janji mengunjungi kantor OIC"Orang Utan Information Centre".Ku goreskan gambar karikatur orang utan untuk majalah yang akan diterbitkan oleh salah satu organisasi perlindungan orang utan Sumatera.
Berkunjung ke FHI-ASA Provincial Officer North Sumatera di lingkungan kantor Gubernuran atau diajak kepertemuan lembaga donor US ID di ruang BKKBN semakin membuatku tahu kegiatan - kegiatan orang "Gila" satu ini.Yang "Cuek"dalam berpakaian tapi tidak bisa cuek dengan ketidakadilan.Seperti saat kami berpakaian surjan dalam pertemuan NGO se _Sumatera Utara dengan lembaga donor US ID,padahal semua undangan yang datang berpakaina rapi dan formal.
Menunggu jadwal kapal ke Tanjung Priok kemudian lanjut ke Pontianak setelah mendapat kepastian ada larangan untuk masuk Aceh karena faktor keamanan dari pihak aparat Medan.Mereka memberi informasi 2 tahun lalu ada peseda dari Eropa yang tertembak mati dalam perjalanan menuju Aceh.Dan berita di televisi beberapa hari yang lalu ada penembakkan diperbatasan,dengan korban dua orang guru tewas tertembus peluru anggota GAM.Dengan berat hati kubatalkan masuk Aceh,walau sebenarnya ingin sekali menginjak tanha Bumi Serambi Mekkah.Apalagi mendengar gurauan Bram salah satu anggota Kompas yang mendapat tugaske Aceh untuk menghadiri pertemuan Mahasiswa Pecinta Alam ."Mas,Gun aku mu ke Aceh dulu ya,klo mau bareng aku aja,naik kapal!"dengan senyum penuh kemenangan.Karena sehari sebelumnya aku buat Bram dab Sejo iri dengan ceritaku tentang asyiknya mendaki gunung Rinjani.
Dengan nada yang masih membuatku iri Bram berucap"Ntar ,tak bawain oleh -oleh sekarung ganja ,ya mas!"Kemudian tawanya masih saja terdengar sambil menulis kata- kata dibuku harianku yang kuberikan untuk sekedar dicorat -coret sebagai kenangan sebelum dia berangkat ke Aceh esok paginya.
Satu - satunya yang bisa mengobati rasa kecewakukarena tidak bisa masuk aceh mungkin bermain billyard dengan Bang Deni yang asli orang aceh yang ramah atau makan mie Aceh yang lezat.Nonton konser Perterpan yang ingin memecahkan record Muri dengan konser 6 kota besar di Indonesia dalam tempo 24 jam dilapangan Banteng Medan bareng Manto yang kemana -mana membawa kamera Nikon f 801s,satu kamera yang saya impikan dari dulu.Melihat orang - orang bermain ice skitting di Sogo Mall atau main ke counter Eiger yang dikelola Dejo dan Aman menjadikan menunggu jadwal keberanglatan kapal seolah tidak terasa..............................tetap aja ikuti lanjutannya..ya

Wednesday, February 4, 2009

bersepeda keliling indonesia{lanjutan 6}



Mengayuh melewati daerah perkebunan sawit di daerah Bagan Batu, Aek Nabara, Rantau Prapat,sampai Tebing Tinggi perjalanan lumayan santai.Udara selama dua hari ini begitu bersahabat di jalan yang banyak penurunan dan lumayan bagus.Di tambah alunan "Buffalo Soldiernya Uncle Bob"menambah kayuhanku semakin terasa nikmat.Untuk pertama kalinya akhirnya aku berhenti disebuah wartel pinggir jalan, menelpon My Sembarang Kalir dan mendengar suaranya yang khas ditelingaku.Aku memang tidak berfikir untuk kembali menjadi satu bagian hidupnya lagi,hanya dibuku harianku di bulan Juli hari ke 10 aku menulis"For first time,I call my Sembarang Kalir,I don't know exaclly what I felt,I just want to hear voice, to talk and make conversation with her.Menjadi teman adalah satu - satunya cara menebus kesalahan yang telah aku buat saat bersamanya.Walau terkadang aku juga masih bertanya -tanya kesalahan apa yang tlah kubuat hingga keputusan untuk berpisah menjadi satu pilihan yang kami ambil. Aku hanya mencoba memegang komitmen jika sebuah hubungan harus dilandasi rasa saling percaya,sebuah hubungan tanpa rasa saling percaya bagaikan mengikat sesuatu dengat sangat erat namun suatu ketika akan lepas tanpa kendali.Aku tetap bersyukur bahwa sampai hari ini,aku mampu menjalani semua yang terjadi dengan segala keikhlasan.Dengan keikhlasanlah perasaan dan jiwa ini lebih terasa tentram dan damai.Dan terasa damai lagi saat Uncle Bob menyanyikan No Women no Cry yang terdengar syahdu ditelingaku.
Perjalanan penuh penurunan dan melintasi kebun sawit juga kulewati menuju Deli Serdang.Saat memasuki Tanjung Morawa aku di stop oleh seorang laki - laki berkacamata yang simpati dengan perjalananku dan mengundan makan siang dirumahnya.Kejadian yang sama persis seperti saat pak Situmorang mengajakku makan siang di Caltex.Makan siang bersama mas Arianto yang berprofesi sebagai guru dengan istri dan kedua anaknyayang ramah ditemani beberapa kucing dirumah yang kecil namun begitu membahagiakan hatiku.Bertambah satu jalinan keluarga yang kudapatkan selama perjalanan kali ini.Permainan trik sulap dan goresan lukisan kuberikan sebagai tanda terimakasih dan kenangan buat mereka.
Jam tangan menunjuk pukul 18.15 wib Senin 12 Juli saat pertamakali kumasuki kota Medan.Seprti kota - kota besar di Jawa,lansung disodori kemacetan lau lintas.Setelah sholat maghrib di masjid Agung dekat kantor Gubernur aku keliling kota dimalam yang penuh cahaya lampou warna - warni disetiap jalur yang kulewati.Banyak gedung - gedung tua dikawasan kesawan Square yang bertuliskan tahun pembuatan ditembok yang masih terlihat kokoh dengan tiang - tiang penyangga yang besar.Kesawan Square adalah satu kawasann hiburan ditengah jalan yang khusus ditutup saat malam telah tiba.banyak cafe - cafe terbuka dengan peralatan karaoke,screen dan proyektor untuk me,utar film,atau counter - counter penjual pernak - pernik souvenir.Rata - rata pengunjungnya,keturunan etnis Tiong hoa yang banyak bermukim di kota Medan.Mereka masih menggunakan bahasa mandarin dalam kesehariannya antar sesama Etnis seperti yang kudengar disetiap percakapan di cafe.Banyak orang mengatakan Kesawan Square adalah Malioboronya Medan.Bagiku jelas berbeda ,dengan hanya jalan yang ditutup tidak lebih dari 300 m,disini terlihat mengkhususkan kaum - kaum elite,minimal menengah keatas.Dengan menu - menu cafe yang dijual dengan harga diatas rata - rata,dengan pengunjung yang bermobil diarea parkiran.Ditambah adanya security yang berseragam kaos merah yang sempat mengikutidengan tatapan curiga saat Aku masuk Kesawan Square.Masih dengan celana pendek ,surjan jawa,tas punggung hitam dan sandal jepit dikaki,jelas sangat berbeda dengan pengunjung lainnya yang berpakaian trendy.Bahkan salah satu security sempat menghampiriku dan bertanya dari mana aku berasal,mungkin mereka mengira aku berasal dari negeri Anata berantah yang patut dicurigai."Mas,dari mana!"kata tanya yang mengandung curiga.Aku jawab dengan senyum"Dari Klaten ,mas,kota kecil diantara Yogyakarta dan Solo."
Belum kujelaskan lebih lanjut security memotong dengan pertanyaan lain"Ngapain disini mas!"masih dengan tatapan curiga.Satu pertanyaan yang sebenarnya membuatku ingin tertawa,kenapa setiap pertanyaan security dimanapun sama saja.Dengan menggunakan kata,"Ngapain,Ada apa tau Siapa kamu"kok tidak tidak dengan kalimat"Ada yang bisa saya bantu mas."Tapi keinginan untuk tertawa itu aku tahan dan masih dengan tersenyum aku jelaskan ke security tadi yang sekarang sudah ada tiga orang didepanku,"Mas,Saya hanya ingin membuat sket gedung tua yang ada disini"sambil mengeluarkan alat - alat gambar.Kutambah lagi,"Saya juga baru dalam perjalanan bersepeda keliling Indonesia,"sambil kuperlihatkan photo - photo perjlanan yang kubawa dlam tas.Sementara dua security melihat lihat photo perjalananku,kumainkan beberapa trick sulap kesecurity yang satunya.Sekarang sikap mereka berubah 180 derajat,dengan senyum mereka mempersilahkanku melukis sket gedung tua.Dan mereka banyak bertanya tentang perjalananku.Bahkan sebelum akutinggalkan kawasan itu setelah selesei membuat sket,mereka dengan antusias menerima jakanku untuk berphoto bersama berlatar gapura masuk yang bertuliskan Kesawan Square warna merah di neonsight.
Hari pertama Aku menginap di pos polisi dekat lapangan Merdeka.Tidur bersama Maman,anak jalanan yang sering menginap dan diberi tugas membersihkan kantor dan menyemir sepatu para polisi.Kami tidur diruang atas dan mendengarkan cerita kehidupan Maman dijalanan,seperti mendengarkan dongeng penghantar tidur yang benar - benar bisa menghantarkanku ke alam mimpi karena lelah.Pagi hari setelah sarapan roti teh panas diwarung Aceh belakang pos ,kulihat Maman sudah sibuk menyapu lantai dan menyemir sepasang sepatu dengan memakai topi pemberianku semalam."Mas Gugun,makasih ya topinya,pas banget dikepalaku."ucapan terimakasih yang tulus darinya."You wellcome Man!"jawabku yang membuatnya kelihatan binggung.
"Apa mas bilang tadi?"tanya Maman dengan mimik wajah lucu."You wellcome artinya,padha - padha alias same - same ,alias sama - sama!"jawabku bercanda.
"Ooohhh,You welcome artinya sama - sama ya!" dia mengatakan you wellcome terus menerus sambil menyemir sepatu.
"Man, kamu belum sarapan kan,saat aku bangun kamu kemana?"tanyaku.
"Tadi pagi,aku bersepeda keliling lapangan dulu mas,"katanya
"mas tadi ada temanku yang mau ngerampas topiku lho!"ceritanya dengan wajah serius.
"Aku rebut kembali topinya dan langsung bersepeda kemari lagi,"sambil memegangi topinya.Seakan topi barunya itu adalah harta berharga yang harus ada dikepalanya setiap waktu.Aku jadi sangat terharu melihat anak sekecil Maman harus hidup mandiri,mencari nafkah untuk menghidupi dirinya sendiri.
Setelah selesei menyemir sepatu dan menyerahkan ke polisi yang bertugas di pos,Ku ajak Maman sarapan.Melihat Maman menyantap Mie rebus sudah sangat membuatku kenyang,apalagi sebenarnya tadi aku sudah makan roti di warung ini juga.
"Mas Gugun,ntar klo aku dah gede,Aku juga mau keliling Indonesia kayak mas!"ucapnya tetap sambil makan mie.
"Iya,aku doakan Man,tapi kamu juga harus belajar dulu!"kataku.
"Udah mas,yang penting aku sudah bisa membaca dan menghitung,"terangnya bangga.
"oke brow"jawabku yang membuat wajah Maman binggung.
...........................................................................................................terus ikuti brow
"Oke dech!"kataku

Tuesday, February 3, 2009

bersepeda keliling indonesia {lanjutan 5}





Selanjutnya kayuhan - kayuhan dijalan lurus tanpa tanjakan namun panas luar biasa kearah Duri,tidak adanya pohon - pohon pelindung dipinggir jalan menjadikan terik matahari langsung mengenai kulit.Tapi sesampainya di kota Duri hujan begitu lebat selama 2 jam mengguyur kota minyak ini,memaksaku untuk istirahat diwarung bakso.Di warung yang juga penuh pembeli seakan mereka menatap heran dengan kedatanganku,menunggu hujan reda dan main trik sulap mencoba membunuh waktu menjadikan warung tenda yang sempit semakin meriah dengan gelak tawa.Suasana seperti ini yang selalu ingin aku hadirkan buat semua orang yang aku jumpai di setiap tempat dalam perjalananku.Jam ditangan menunjuk pukul 16.30 wib saat hujan reda,kulanjutkan kayuhanku melewati jalan yang tergenang air dengan aroma bau tanah yang basah terguyur air huajan dan panorama rawa - rawa dikanan kiri jalan.Sesekali Kulihat beberapa warga setempat mengangkut kayu glondong yang dihanyutkan disungai kecil dengan air berwarna kehitaman.Sebelum memasuki waktu sholat ishak aku sampai dipertigaan Sungai Putih yang dekat terminal kecil dan sebuah pos polisi kecil yang hanya ada dua petugas jaga.Saat aku tanya arah menuju Medan satu petugas menyarankanku untuk istirahat dan menginap di pos."Mas,lebih baik istirahat disini aja,karena mas ntar masih harus lewati jalan yang gelap dan jarang penduduk."kata pak Xibung Ronaldo memberi saran.Aku tahu namanya dari emblem nama yang terpasang di atas saku baju seragamnya."Lagian, mas kan juga butuh istirahat,ya kan!" imbuhnya.Kuputuskan untuk menginap di pos kecil,setelah mandi dan sholat kusempatkan mengobrol dengan dua polisi jaga.Bahkan saat tahu kalau aku juga bisa melukis pak Xibung memintaku untuk melukis photonya disebuah kertas sebagai kenang - kenangan.Satu jam melukis photo dengan pensil, membuatnya senang dengan hasil goresanku.
"Wah, ya benar aja mas berani keliling Indonesia."katanya sambil lihat gambar potret dirinya.Aku tidak tahu apa maksud perkataanya."Maksudnya,gimana pak?"tanyaku.
"Lho,kan dengan hasil melukis, mas bisa dapat biaya tambahan untuk bekal perjalanan ya kan!" katanya tetap sambil melihat terus kertas gambar. Apalagi saat aku mainkan trik sulap,semakin bingung dia melihatku.Saking herannya dia menyuruhku untuk istirahat"Sudalah, mas istirahat aja,malah bikin aku tambah bingung lagi ntar!"
Pagi hari udara begitu segar setelah semalam hujan deras,kulihat pak Xibung dan teman jaganya sudah berada di pinggir jalan mengatur lalulintas.Ternyata pagi hari jalanan sudah lumayan ramai,disamping ada terminal kecil jalur simpang tiga ini juga menuju arah Dumai yang terkenal sebagai pangkalan minyak. Setelah pamit,kukayuh sepeda menyusuri jalur pipa minyak perusahaan minyak Caltex.Semakin siang cuaca semakin panas di jalur yang jarang ada pohon,hanya alang - alang dipadang yang luas.Beberapa kali Kulihat pompa sumur minyak yang sudah tidak dioperasikan yang dipagari dengan pagar besi dengan tulisan Caltex dengan huruf besar tertempel dikawat besi.Untuk menghilankan perasaan panas yang terasa perih dikulit kupasang walkman mendengarkan alunan Mozzart.Belum satu alunan Allegro I seleseai sebuah mobil Toyota berwarna perak berhenti 100 meter didepanku setelah mendahuluiku dijalan yang sedikit tergenang air.Sang Sopir seumuran bapakku turun dan memintaku berhenti,mengajakku untuk mengikuti mobilnya dari belakang."Maaf mas mengganggu,saya Situmorang,"dengan sopan memperkenalkan diri.Dari sticker mobil aku yakin Pak Situmorang pegawai Caltex,kulihat sticker besar dengan tulisan Caltex dan Safety fisrt di kaca belakang mobil.Karena yakin dia orang yang punya niat baik kuikuti mobilnya,walau terkadang aku tertinggal jauh karena laju mobil lebih cepat dari pada kayuhanku.Mungkin dia tidak sadar kalau beban sepedaku lumayan berat dijalanan yang penuh lubang dan tergenang air.Kali ini Aku tidak hanya mengikuti jalur pipa minyak,tapi benar - benar memasuki are perkantoran PT.Caltex.Memasuki pintu gerbang dengan palang besi menutup jalan dan diangkat keatas dengan tombol otomatis digardu jaga bila ada mobil masuk yang dijaga beberapa security.Aku tidak tahu apa yang dibicarakan pak Situmorang dengan security saat kami akan melewati pintu gerbang.tidak ada satu menit kemudian aku dipersilahkan masuk tanpa pemeriksaan ketat seperti mobil atau truk yang keluar masuk area sebelum security tadi membuka palang pintunya.Mobil berhenti didepan gedung besar bercat putih dan terlihat bersih,pak Situmorang memintaku mengganti celana pendek yang kupakai dengan celana training panjang sebelum masuk keruangan itu.Memasuki ruangan besar dan bersih denganmeja kursi yang tertata rapi,kulihat orang -orang yang berpakaian rapi.Sebagian berpakaian lapangan lengkap dengan sepatu laras panjang khas pakain penambang seperti para pekerja Newmont penambang emas di Nusa Tenggara.Kebanyakkan dari mereka menoleh kearahku,pandangan heran mulai kurasakan dari tatapan mereka.Mungkin karena aku satu - satu orang yang berpakaian berbeda diruangan itu.Sambutan luar biasa dari mereka setelah pak Situmorang memperkenalkan aku sebagai temannya yang sedang dalam perjalanan bersepeda keliling Indonesia.Hari ini aku menikmati makanan istimewa mewah yang tersedia di dimeja panjang yang penuh dengan menu - menu yang hanya bisa kudapati di restauran atau hotel - hotel berbintang.Aku sendiri tidak tahu nama menu -menu tadi,yang pasti aku daging sapi dimaska kecap dan dua udang besar sebagai lauk nasi putih yang tercium wangi,sedikit buah semangka yang diiris dan sebuah apel merah untuk pencuci mulut.Setelah menyantap habis makanan,Ku mainkan trick sulap didepan para pegawai Caltex,membuat suasan jadi meriah diruangan yang terlihat formal.Orang - orang jadi berkumpul dimejaku seakan mereka jarang mendapat hiburan karena sibuk bekerja.Untuk kenagn - kenangan,kubuatkan goresan di kertas photo buat pak Situmorang yang juga berkeinginan ,enjelajah Eropa dengan sepeda setelah dia pensiun nanti.
Tas disepedaku jadi penuh makanan ringan dan minuman kaleng sebelum aku meninggalkan Meshall pemberian beberapa pegawai Caltex.Pak Situmorang juga memberiku tiga buah topi yang berlogo dan sticker Caltex,yang salah satunya kutempel dibox belakang sepeda.Ku kayuh sepeda keluar dari area perkantoran yang penuh dengan tulisan "SAFETY FIRST" dengan beban sepeda yang semakin terasa berat karena tambahan makanan dan minuman kaleng ditas.Saat sholat ashar dimasjid dekat perkebunan sawit kubagi beberapa apel dan makanan ringan dengan satu keluarga yang ada disekitar masjid untuk mengurangi beban disepeda.
Berapa kilometer kemudian aku juga istirahat di sebuah warung dekat pemberhentian bus.Karena merasa beban sepeda masih terasa berat setiap mengayuh ditanjakan,kubagikan lagi apel dan makanan ringan ke beberapa anak kecil yang duduk didekatku.Bahkan celana Jeans juga kuberikan pada seorang pemuda yang makan diwarung,karena selama perjalanan aku sama sekali belum pernah mengenakannya.Yang lucunya aku malah dikasih uang Rp.10.000,- dari pemuda tadi."Mas gak usah dibayar,mas mau menerima aja sebenarnya sudah membantu meringankan beban saya kok!"kataku menolak uang pemberiannya.
"Gak papa mas,jangan menolak mas,anggap saja saya juga ingin membantu mas walau hanya sedikit buat tambahan bekal mas dijalan!"katanya sambil memasukan uang ditas belakang sepeda saat aku tidak mau menerima uangnya.
Hari ini penuh kenikmatan yang kurasakan,selain makan siang yang istimewa,aku juga bertemu cewek cantik yang mengingatkanku dengan seseorang yang pernah mengisi dan menemani hari - hariku saat aku senang dan sedih selama dua tahun.Kusebut"My Sembarang Kalir"yang hanya aku dan Dia tahu arti dan mengapa dia kupanggil dengan sebutan itu.................................................masih lanjut konco - konco ikutin terus aja

Sunday, February 1, 2009

bersepeda keliling indonesia {lanjutan 4}




Setelah puas keliling kota,kumasuki are fakultas Kedokteran Universitas Negeri Riau berharap bisa bertemu dengan mahasiswa Pecinta Alam yang ada.Untuk kesekian kalinya aku tidak bisa jumpai mereka karena security memberi info saat ini bulan liburan semester para mahasiswa.Bersyukur Aku bertemu security baik hati yang mau mengantarku mencari alamat mabk Tanti istri mas Yuyun kakak sepupuku yang tinggal di Pekanbaru,jadi tanpa banyak tanya aku dengan mudah sudah sampai didepan rumah mabk Tanti.Tiga hari dikota yang sudah penuh dengan pusat pertokoan dan mall semakin meyakinkanku jika Sumatera sebenarnya tidak kalah dari Pulau Jawa.Malam hari saat hujan mengguyur deras setelah sehatian keliling menikmati suasana kota,dibordes tangga jembatan penyebrangan Kunikmati alunan gesekan biola mengalunkan nada - nada kesedihan dari pengamen jalanan.Walau mengalunkan senandung sedih dalam setiap gesekan biola yang terlihat usang dengan warna pelitur yang sudah luntur di hampir seluh badan biola,tapi kulihat semangat hidup yang membara dari seorang bernama Darwas ketika dia menjabat tanganku sebagai salam perkenalan.Aku duduk bersila dibordes tangga yang sering terkena percikan air hujan yang semakin deras berdua bapak yang berusia 45 tahun dan telah dikaruniai 2 anak dan berasal dari Padang.Sebungkus rokok sampoerna mild pemberian polisi dari Klaten sewaktu istirahat di Merlung kuambil dari tas,kunyalakan sebatang dan 15 batang kuberikan pak Darwas,walau sebenarnya sudah 2 tahun aku tidak menghisap rokok.Banyak cerita mengalir dari Pak Darwas,cerita perjalanan hidup bagaimana dia bisa merantau sampai di Riau dengan hanya mengandalkan gesekkan biola untuk menghidupi keluarganya.Bagaimana dia dicibirkan orang - orang karena hanya karena dia punya penyakit kusta yang membuat ruas - ruas jari jemarinya sebagian hilang digerogoti penyakitnya.Sering kulihat tatapan atau mungkin jijik dari para pengguna jalan jembatan penyebrangan yang melintas didepan kami.Mungkin melihat pakaian yang kukenakan hampis sesederhana yang dipakai pak Darwas.Celana pendek dan surjan Jogja dengan sandal jepit yang kupakai sebagai alas duduk dan berdampingan dengan seorang pengamen biola tanpa ruas jari yang lengkap dengan kotak berisi uang recehan didepan kami."Mas Gun tidak malu duduk berdua disini bersama Saya yang cuma pengamen,nanti mas juga dikira pengamen lho!"kata - kata pak Darwas membuatku terharu."Tenang aja pak,Saya juga pengamen jadi klo mereka mengira Saya pengamen memang itu yang sebenarnya"jawabku enteng sambil tersenyum. "Bukan begitu mas,maksud Saya mas tidak malu dekat dengan orang yang cacat kayak saya ini"sebuah jawaban yang tidak terduga."Pak Darwas jangan kwatir,rasa malu saya ada 13 jadi klo hilang 1 saya masih punya 12"kucoba bercanda untuk mencairkan suasana.Tawa pak Darwas yang sampai terpingkal membuat hatiku lega,setidaknya Aku bisa membuat malamnya di hari yang dingin dan basah ini ada kegembiraan,walau hanya sedikit yang bisa kuberikan.Hujan mulai reda saat aku pamit pak Darwas untuk kembali kerumah mbak Tanti.Dan uang sisa pembelian matras di saku surjan kumasukan ke kaleng bekas susu yang telah berisi uang recehan hasil ngamen seharian pak Darwas. Aku tidak sempat menghitung uang yang kumasukan ke kaleng,Rp.11.000,- atau Rp.16000,- yang penting uang disaku kumasukkan itu saja.Rp.16000,- atau sejutapun mungkin tidak sbanding dengan apa yang tlah kuperoleh dari Pak Darwas.Pelajaran hidup yang begitu berliku darinya begitu menyentuh jiwaku,Hidup dalam kondisi sesulit apapun Aku harus berani menghadapi dengan ketegaran jiwa.Alunan syahdu gesekkan Biola serasa masih terdengar dalam tidurku dikamar dengan kasur empuk yang disediakan mabak Tanti dirumah yang penuh rasa persaudaraan,karena waktu ini semua anggota keluarga berkumpul.
Satu alasan aku tinggal tiga hari di Pekanbaru adalah Final Piala Eropa antara Yunani versus Rep.Ceko yang wajib aku tonton.Seperti kebanyakkan anak laki - laki dikampungku yang selalu menonton pertandingan sepakbola ditelevisi di gardu poskamling beramai - ramai dengan taruhan mentraktir makan mie ayam atau wedangan di warung"Hik" bagi yang kalah.Tapi disini aku hanya sendirian waktu menyaksikan kekalahan Rep.Ceko dengan score 1 - 0 buat Yunani.Akupun tetap kalah taruhan,dan harus membayar tiket menonton film setelah nanti aku pulang dari keliling Indonesia dengan Dik Yudi seorang teman dari Semarang.Bangun kesiangan dan kusempatkan mengecek kondisi sepeda sekalian menservis beberapa bagian sepeda yang rusak agar perjalanan menuju Medan lebih santai tanpa kerusakkan yang bisa mengganggu perjalanan.Selasa pagi 6 Juli 2004 pamit ke mbak Tanti dan keluarganya Kukayuh sepeda keluar dari kota Pekanbaru,84 km kukayuh sepeda dijalan hotmix dan kehujanan sepanjang 20 km dijalan yang penuh tanjakan dan menurun tajam sebelum aku berhenti di sebuah warung makan dekat Polsek Kandis. Untuk beristirahat dan menginap diwarung yang menyediakan tempat tidur dari papan panjang.Istirahat bareng - bareng Sopir - sopir truk yang juga menuju Medan dan kota - kota sekitarnya.Sebelum tidur,banyak mendapat pesanan bikin kartu kertas photo yang kugores dari beberapa sopir dan bahkan beberapa anggota polisi yang makan diwarung juga memesan goresanku.Penghasilan malam ini lumayan Kudapat dari beberapa jam menggambar,setidaknya aku bisa membayar makan dan minum tanpa merogoh uang yang kusimpan ditas.Apalagi saat aku main trik sulap aku juga dapat minuman kaleng gratis.Pagi harinya sebelum aku meninggalkan warung aku diwajibkan melapor ke kantor polsek sebelah warung.Ada seorang Polisi yang memberi nasehat agar aku pulang dan melakukan hal yang lebih berguna daripada hanya bersepeda keliling Indonesia yang menurutnya tidak ada manfaat."Mas,ngapain capek - capek sepedaan keliling Indonesia!Lebih baik pulang,kerja cari nafkah!kata - kata yang membuatku tertegun.Belum sempat aku menjawab polisi tadi menyambung dengan sebuah kalimat yang semakin membuatku tertegun "Yang mas lakuin kan gak ada manfaatnya,paling hanya ngerepotin diri sendiri malah bisa - bisa ngerepotin keluarga sama orang lain,ya kan! Satu nasehat yang hanya aku bisa"Iyakan"walau dalam hati aku tersenyum.Aku tidak mau berdebat dengan hal - hal yang hanya membuat emosi terpancing,karena kau tahu beberapa polisi yang lain kelihatannya juga tidak senang dengan temannya yang terlihat arogan.Dan saat berpamitan aku jabat tangannya erat dan kupandang matanya kuucap"Terima kasih pak,nasehatnya." Kurasakan,dia sebenarnya ingin mengungkapkan sesuatu tapi tidak sempat keluar dari mulutnya.Kanit Reskrim menghampiriku dan berbisik"Mas jangan diambil hati,memang dia orangnya begitu." mencoba memberi semangat padaku.Aku hanya mengangguk"Tidak apa - apa pak,sebelum melakukan perjalanan ini,Saya sudah biasa dikira orang gila,dan kurang kerjaan kok,pak!"masih dengan senyum dibibirku."Mas,ini ada kaos dan jas hujan,Saya lihat kemarin mas basah kuyup waktu tiba diwarung sebelah." Memang waktu datang aku basah kuyup ,karena ponco yang kubawa,kupakai untuk menutupi tas belakang.Karena aku lupa memasukan beberapa pakaian dalam diplastik.Terpaksa ponco kugunaklan menutup tas dari guyuran hujan lebat yang datang tiba - tiba di jalanan yang tidak ada tempat untuk berteduh."Semoga barang sederhana ini bermanfaat dalam perjalanan mas nanti,sekali lagi maafkan teman saya." ucapnya.Jabatan eratnya seakan memantapkan kayuhanku walau sebagian orang masih meragukan niat keliling Indonesia yamh kulakukan.......................masih lanjut..pokoknya ikuti terus ya

Tuesday, January 27, 2009

bersepeda keliling indonesia {lanjutan 3}




Matahari tepat diatas kepala waktu Aku memasuki pintu gerbang kota Jambi.Dikota yang berlambang Dua angsa kembar kususuri tepian sungai Batanghari yang berair kecoklatan mempunyai pantai sungai yang punya nama sama dengan pantai yang terkenal di Jakarta,Pantai Ancol.Jika matahari tlah tenggelam di ufuk barat kegiatan kegiatan mulai semarak ditepian pantai,gerobak- gerobak penjual aneka jajanan dari jagung bakar,bakso hingga warung makan lengkap dengan hiasan lampu warna - warni menambah semarak suasana.Tepian Batanghari termasuk kawasan favorit masyarakat Jambi untuk menghabiskan waktu santai setelah seharian bekerja.Kulihat banyak anak- anak muda duduk bergerombol dan terdengar suara canda tawa,atau satu keluarga yang menikmati jagung bakar di sebuah warung kecil tanpa atap ditrotoar.Atau beberapa pasangan muda - mudi yang memilih tempat yang agak jauh dari keramaian yang sedikit termaram cahaya lampunya,meraka terlihat mesra saling berdampingan membicarakan cinta mereka memberi warna tersendiri suasana "pantai".
Selain menghabiskan waktu keliling kota kusempatkan mengobrol dengan keluarga pak Sukasman tempatku menginap,terutama dengan mas Fahmi yang seorang lulusan Pesantren Gontor Jawa Timur.Cerita sejarah kota Jambi sampai pengalamannya hidup selama dipesantren menambah keakraban dimalam yang sedikit dingin.Atau saat aku dikenalkan dengan bapaknya yang pernah hidup bersama suku Kubu di pedalam hutan Jambi.Mendengarkan cerita sekitar Suku Kubu dari orang yang pernah tinggal bersama mereka di hutan adalah sesuatu yang menarik hingga lupa kalau waktu tlah begitu larut.Banyak suku Kubu yang kehilangan wilayah tanah karena banyaknya perusahaan- perusahaan pemegang ijin HPH yang membodohi mereka dengan surat surat perjanjian yang tidak mereka mengerti.Sebagian besar anggota suku kubu tidak bisa membaca dan menulis,bagi mereka hidup sederhana dan bertahan hidup dari alam sudah menjadi warisan turun temurun yang mereka pertahankan hingga sekarang.Mereka memperlakukan dan menghormati alam sebagaimana mestinya,mengambil dan survive dari hutan tanpa merusak hutan itu sendiri.
Pagi hari setelah memeriksa kondisi sepeda kembali kutinggalkan orang - orang yang ramah dan baik hati dari sekian minggu perjalananku,satu keluarga yang tidak aku kenal tapi memberikan rasa persaudaraan yang begitu tulus.Dari jabat tangan dan lambaian perpisahan dengan harapan akan bertemu kembali,entah kapan namun harapan itu selalu ada dihatiku.Kayuhan menyusuri bantaran Batanghari disiang yang mendung,dan beberapa jam kemudian hujan lebat di dekat kantor Polres Sengeti yang masih baru,terlihat dari warna cat tembok dan atap yang bersih serta beberapa bekas pengerjaan bangunan.Hujan yang begitu lebat memaksaku berhenti dan istirahat di pos polisi walau waktu masih jam 17.oo wib.Hujan lebat yang diikuti petir hingga beberapa jam lamanya akhirnya kupustuskan menginapa di mushola belakang pos.Melihat pertandingan sepakbola piala Eropa ditelevisi diruang Provost dengan beberapa anggota polisi dan 2 tahanan luar membuat rasa lelah hilang.Di sela jeda pertandingan sepakbola mereka ingin melihat trik - trik sulap yang semakin menambah mereka penasaran.Sementara di jalan depan pos masih terlihat beberapa anggota polisi yang berjaga dan sesekali menghentikan laju truk - truk pengankut kayu glondong atau truk pengankut kelapa sawit yang terlihat melebihi kapsitas muatan.Tidak ada pemeriksaan syrat - surat kelengkapan kendaraan,yang kulihat hanya salam tempel dan truk kembali melaju.Hal ini juga aku lihat sewaktu makan malam diwarung bersama polisi - polisi muda yang rata - rata berpangkat sersan dua,mereka menghentikan laju truk hanya untuk mendapatkan salam tempel dari sang sopir truk kemudian kembali kewarung melanjutkan permainan kartu domino dan minum kopi yang mereka pesan.Yang membuatku tersenyum sekaligus menggelengkan kepala saat mereka terkesan terburu - buru lari kehalaman depan pos polisi kala ada tanda untuk melakukan apel di pagi hari saat mereka masih sarapan diwarung.Mereka berlari tanpa sempat memakan atau minum pesanan mereka,seakan tanda panggilan itu sudah tertanam dikepala mereka sebagai satu hal yang harus segera di laksanakan.Yang Kutahu pagi sesudah sholat subuh ada satu anggota polisi muda memgalami kecelakaan saat mengejar truk pengankut kayu dengan mobil patroli.Aku juga mendengar suara dentuman mobil menabrak sesuatu di pagi yang basah karena gerimis.Dari cerita teman yang tahanan luar yang juga tidur dimushola,mobil patroli itu tergelincir dari jalan yang licin dan terguling sampai masuk got pinggir jalan. Sebelum pergi dari polres aku sempat mendapat pesanan kartu ucapan dari beberapa anggota polisi,dan salah satu anggota muda yang berpangkat letnan,Dia membayar lebih dari harga yang biasa aku dapat dari pemesan lainnya.
Belum ada 1 km aku mengayuh,ban depan bocor tertusuk tanduk serangga pohon kelapa yang mengharuskanku mendorong sejauh 1 km di jalan menanjak ke sebuah bengkell tambal ban orang Batak yang juga membuka warung kecil menjual makanan dan minuman ringan serta rokok.Selesei ditambal kulanjutkan kayuhanku dengan semangat,tetapi baru sekitar 5 km ban depan kembali kempes,mungkin sewaktu menambal tadi kurang teliti sehingga terjadi bocor lagi.Beruntung 500 m didepan ada tukang tambal ban.Perjalanan dijalur sempit penuh tanjakan dan turunan tajam sepanjang 70 km sampai Merlung dan sering berpapasan dengan truk - truk pengankut kayu glondong atau kelapa sawit membuatku untuk lebih berhati - hati.Aku tidak ingin hal - hal konyol terjadi di jalan yang sepi,apalagi berurusa dengan sopir - sopir truk yang terkadang ugal - ugalan dijalan.Sempat kudorong sepeda karena jalanan menanjak tajam di tugu perbatasan antara Jambi dan Riau.Hujan deras selama satu jam dari Merlung menuju Selensen,type jalanan masih sama sampai perbatasan Pangkalan Reba hanya 30 km sebelum masuk kota jalan datar dan sudah aspal hotmix.Cuaca yang berbeda dari Merlung,di P.Reba begitu panas membuat kerongkongan terasa kering dan cepat haus.Jalur yang lumayan berat dengan track naik turun melewati hutan karet dan perkebunan sawit kembali ku lalui menuju Pangkalan Kerinci.10 km sebelum masuk kota jalanan berdebu dan rusak parah hingga antrian kendaraan begitu panjang.Bermalam di mushola yang penuh nyamuk yang dahaga akan darah seolah Aku adalah seonggok batang yang menyediakan menu istimewa mereka atau pendonor yang suka rela menyerahkan darah untuk disumbangkan.Hanya rasa lelah dan mengantuk setelah hampir 130 km mengayuh sepeda dan malam sebelumnya menonton semifinal Piala Eropa antara Jerman versus Ceko sampai pagi akhirnya membuatku tidak lagi merasakan gigitan - gigitan nyamuk yang menghisap darahku.Dari P.Kerinci menuju Pekanbaru masih melintasi daerah kebun sawit sekitar 40 km jalanan masih naik turun tapi selebihnya jalanan datar dan beraspal bagus.Sering sekali penjual sayur yang mengendarai sepeda motor dengan keranjang penuh dagangan melaju kencang mendahuluiku.Beruntung perjalanan menuju Riau tidak terganggu dengan asap akibat kebakaran hutan,karena berita yang kudengar sewaktu masih di Palembang terjadi polusi udara karena asap kebakaran hutan di daerah Riau.Dari yang kulihat di alat pengukur tingkat polusi udara yang ada dipinggir jalan utama dekat kantor Gubernur,udara sekitar riau masih dalam status aman.............masih panjang lanjutannya sobat.... ikuti terus aja

Friday, January 23, 2009

MERAPI ama mas Michael n Friends








Klaten Dapat telpon dari Mas Michael Seorang teman dari Australia yang menjadi relawan sewaktu menangani Gempa di Klaten dan Jogja yang ingin mencoba menikmati view Merapi,membuatku semangat mempersiapkan segala sesuatu kebutuhan untuk kembali naik gunung teraktif di dunia.Gunung yang terakhir meletus terakhir tahun 2006 bersamaan dengan Gempa yang meluluh lantakan sebagian daerah Klaten dan Jogja yang juga memakan korban ribuan jiwa.
Aku menyarankan untuk mengawali perjalanan dari lereng Deles yang masih area Kabupaten untuk melihat jalur lava dan sisa - sisa bekas erupsi 2 tahun yang lalu.Jalur dimana 'Wedus Gembel"turun dengan hawa panas yang luar biasa yang menyebabkan 2 relawan tewas dalam sebuah tunel penyelamat.Sayang karena mas Michael memilih jalur dari Selo Boyolali karena ada beberapa teman dari Canada juga ikut dalam rombongan,jadi dia hanya ingin melihat view Merapi melewati jalur yang biasa didaki oleh kalayak umum.memang jalur sangat berbeda jika melewati jalur DELES dan SELO,bekas - bekas Erupsi akan lebih sulit di lewati.Karena jalur Deles yang biasa dilewati sudah rusak parah.Bahkan beberapa pos yang dibuat oleh anak- anak anggota GAM" Gabungan Anak Merapi juga sudah raib ditelan ganasnya Wedus Gembel.
Jam 15.oo langkah kaki perjalanan Kami mulai dari Selo,melewati jalur perkebunan tembakau dan kol.Langkah - langkah kami tetap stabil walau melewati jalur berbatu dan berdebu dengan sedikit sekali waktu istirahat.Kami istirahat hanya dikarenakan melihat view yang menakjubkan kearah gunung Merbabu yang hanya bersebelahan dengan Merapi.Beberapa jepretan Kamera mengabadikan Keindahan Alam.Tak henti - hentinya sering kudengar ucapan "wow"dari Andrew karena terpesona dengan view yang dia lihat.
Menjelang Magrib rombongan kecil kami sudah berada di PASAR BUBRAH,setelah mendirikan tenda dan memasak air untuk membuat kopi Kami Istirahat.Biasanya pendaki - pendaki lokal memulai perjalanan pada malam hari dan sampai di puncak pada pagi harinya.Karena permintaan Andrew yang ingin menikmati perjalanan siang hari jadi sesampainya di Pasar Bubrah kami harus mendirikan tenda,dan melanjutkan perjalanan ke puncak jam 02.00 atau jam 03.00 untuk menikmati Sunrise. Sebenarnya untuk melanjutkan perjalanan sampai kepuncak tinggal 2,5 jam lagi.Sayang aku tidak bisa mengantar mereka sampai puncak,karena aku keracunan garang Asem yang aku makan sewaktu di Boyolali.Masih beruntung aku mampu melanjutkan perjalanan sampai ke pasar bubrah...sampai - sampai Michael bilang "Goen,kamu benar- benar orang gila yang aku kenal".Aku merasakan isi perut yang seperti dikocok,dan akhirnya muntah hingga tak tersisa apapun dalam perut.Setelah minum jahe panas dan obat yang aku bawa pagi hari kondisiku sudah membaik.Aku baru sadar sewaktu makan diwarung ternyata aku satu - satunya orang yang menyantap ayam garang asem,karena semua makan nasi soto.Sambil menunggu Michael dan rombongan kecilnya turun dari puncak kubuat minuman dan roti bakar bersama Lintang seorang teman yang sama - sama punya hobby naik gunung.Jam 9.oo pagi kami sudah berkumpul kemabali di tenda,dan berkemas untuk melanjutkan perjalan turun ke base camp.Tidak butuh waktu lama kami sudah berada dibasecamp walau masih melewati jalur yang berdebu.Dan beberapakali kulihat Michael yang sempat terjatuh karena lelah atau karena tersandung batu kecil saat melewati jalur yang menurun tajam.Sebuah perjalanan yang singkat tapi tak pernah akan dilupakan oleh mereka.Bahkan Michael berjanji akan datang lagi ke Merapi untuk mendaki melewati jalur dari Deles.Mereka begitu terkesima akan panorama Merapi,Dan sempat menjuluki Crazy man,karena dalam kondisi sakit aku masih mampu berjalan jauh.Bahkan masih bisa menolong Michael yang sering kehilangan keseimbangan tubuh karena kelelahan.Aku sadar dalam kondisi sesakit apapun aku tidak boleh mengeluh,karena sakit yang sebenarnya adalah saat dimana kita hanya bisa mengeluh.Walau aku juga tahu bahwa mendaki gunung harus dalam kondisi fisik yang prima.

Wednesday, January 21, 2009

bersepeda keliling indonesia{lanjutan 2}


Aku tidak ingin berlama - lama berada di pondok bersama anak - anak muda yang sedang pesta minuman keras.Terlebih ada beberapa anak yang sudah tidak bisa mengontrol emosi dan sering berbuat dan bertanya seenaknya tanpa mempedulikan perasaan orang lain.Tapi aku masih bisa bernafas lega karena di komunitas seperti itu masih ada seorang yang punya jiwa besar untuk menghormati orang lain yang sedang melakukan perjalanan jauh sepertiku. Kembali Kukayuh pedal sepeda dari Batu Raja masih melewati jalur perkebunan sawit dan karet.Sering Kulihat truk - truk berjalan pelan dengan suara mesin menderu di jalan yang berdebu, seakan gas diinjak keras karena syarat muatan kayu menuju Prabumulih.Memasuki Prabumulih mulai banyak rumah - rumah panggung disetiap perkampungan,Aku istirahat di masjid Istiqomah desa Tanjung Kraman sekalian sholat Ashar.Kedatanganku menjadi perhatian anak - anak kecil yang belajar mengaji,sebagian mereka melihat - lihat dan memegang megang sepeda yang Kuparkir di halaman masjid.Bahkan guru mengajinya juga menyempatkan untuk mengobrol denganku selepas sholat.Ibu yang berjilbab dan punya wajah khas Melayu ini bercerita tentang daerah yang dia tinggali,dari mayarakat yang 90% berpenghasilan dari menderes karet atau dari hasil perkebunan kelapa sawit.Jadi tidak mengherankan dengan apa yang Kulihat selama perjalanan menyusuri jalur perkebunan karet dan sawit.Sering juga aku melihat karet - karet mentah yang direndam disungai yang menimbulkan aroma yang menyengat.Dengan wajah yang serius ibu guru ngaji tadi bercerita bagaiman kehidupan petani yang hidup pas - pasan walau sehabis panen,karena banyaknya para tengkulak yang mempermainkan harga karet mentah.Aku melihat sendiri bagaimana susahnya mendapatkan getah karet,mereka harus menyisir batabg karet dari satu pohon ke pohon satunya untuk memasang botol - botol aqua yang sudah dipotong bagian atasnya dan diberi tali yang dilingkarkan dipohon sebagai penadah getah karet.Kemudian mengambil kembali potongan botol tadi setelah penuh dan dimasukan ke ember besar yang digantungkan dipundaknya.Padahal jumlah pohon bukan hanya puluhan atau ratusan batang,ada ribuan pohon yang harus diperhatikan.Mereka harus berjalan kaki di medan yang berbuki - bukit setiap hari.Sebenarnya mereka juga punya perkumpulan petani karet seperti koperasi tapi masih jga para tengkulak bisa mempermainkan harga.Tak terasa 1 jam aku sudah berada berada di masjid dan berbagi cerita dengan anak - anak dan ibu berjilbab,beberapa gambar kuabadika bersama mereka sebelum akhirnya aku mengucap assallamualaikum tanda perpisahan dan melanjutkan kayuhanku.
Pagi hari setelah semalam menginap di Prabumulih Ku kayuh sepeda melintasi jalur lurus dengan rawa disamping kanan dan kiri yang ditumbuhi alang alang yang sebagian menghitam karena terbakar sewaktu menuju Kota Palembang.Panas matahari begitu menyengat sampai kulit terasa perih,beruntung jalanan banyak menurun jadi tidak begitu menguras tenaga.sebelum memasuki Jembatan Ampera ban belakang tertusuk paku yang lumayan besar dan untuk pertama kalinya aku harus menambal ban selama perjalanan ini.Menambal ban bagian belakang agak terasa sulit dengan tas dan box diatas roda,dibantu pak Nuri yang sudah berumur 60-an tahun pemilik bengkel menjadikan pekerjaakn menambal lebih ringan.Aku harus melepas tas dan box terlebih dahulu baru bisa mengeluar kan ban untuk ditambal. selesei menambal beliau tidak mau menerima ongkos yang Kuberikan,bahkan sempat kutinggalkan uang itu di meja pak Nuri dengan wajah serius mengembalikan uang itu ke dalam tasku.Sebagai balas budi keikhklasannya,kubuatkan souvenir lukisan dari kertas photo dan kugoreskan nama cucunya.Senyum ikhlas jelas terlihat dari wajahnya dan tatapan bahagia saat kuberikan selembar kertas hasil goresanku sebagai kenangan sekaligus ucapan terimakasih karena sudah menolongku.
Jembatan "AMPERA"berdiri kokoh dengan warna merah menyala diatas sungai MUSI yang terkenal,seakan menyambutku di kota Bari yang cukup ramai dengan aktifitas penduduknya yang padat.dibawah jembatan terapung perahu - perahu kecil melintas diarus sungai yang tenang,ditepian banyak kulihat anak - anak kecil telanjang berenang saling berebut bola bagai pemain polo air dalam sebuah pertandingan.Mereka tertawa lepas seakan hidup ini tiada beban yang harus di pikul dipundaknya.hidup mesti dinikmati.Kota Kerajaan sriwijaya yang Agung semakin membuatku mempunyai pandangan yang berbeda tentang pulau Andalas ,sebelumnya aku berpikir Sumatera adalah pulau yang sepi dan lebih banyak hutan serta belim ada kemewahan seperti kota - kota besar di Jawa,sekarang sebagian sudah terjawab.Dengan fasilitas yang ada di kota Palembang walauoun belum selengkap kota - kota di Jawa minimal tidak seperti bayanganku.Mungkin bayangan- bayangan ataupun pikiran pikiran stereotipe ini muncul hanya karena mendengar cerita - cerita dari orang lain yang mungkin saja mereka juga mendengar dari orang lain dan belum pernah datang sendiri ke Sumatera.Sore hari kunikmati empek - empek,makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan yang digiling dicampur tepung dengan bumbu - bumbu khas kemudian dikukus baru digoreng,disajikan dengan saus kecap pedas semakin menambah selera makan.Hampir setiap hari selama memasuki pulau Sumatera menu yang kumakan rata - rata terasa pedas di lidah.Sebagai orang Jawa yang terbiasa makan makanan yang manis dan belum terbiasa makan makanan yang pedas - pedas sempat membuatku diare.Beruntung di Palembang aku menginapa dirumah Budeku yang sudah menetap selama hampir 40 tahun mendampingi suami bertugas sebagai tentara,walaupun suaminya sudah meninggal karena menjalankan tugas negara Bude tidak pulang ke Jawa tapi memilih tinggal di Palebang.Istirahat selama dua hari tanpa aktifitas yang berat membantu pemulihan kesehatan,bermain playstation bersama kakak sepupu atau membalas SMS dari temandan saudara di Jawa yang selalu memberikan Support selama aku melakukan perjalanan.Sehari sebelum melanjutkan perjalanan,servis sepeda mungkin satu penting yang harus aku lakukan,mengganti jeruji yang patah,stel roda,dan mengecek beberapa bagian sepeda yang rentan kerusakan.Apalagi dari informasi yang aku kumpulkan jalur menuju Jambi banyak sekali tanjakan dan penurunan tajam serta beberapa jalur yang rusak parah.
Jum'at 25 Juni Kutinggalkan Kota Palembang menuju Jambi melewati rute Musi Banyuasin,kota kabupaten yang baru dresmikan beberapa tahu yang lalu.Menjelang maghrib suasan gelap memasuki pinggiran hutan Babat,ban belakang kembali bocor.Terpaksa aku dorong hingga menemukan pos Polhut yang sudah dalam kondisi memprihatinkan,beratap seng yang sudah usang penuh lubang dan karat,jendela yang hanya ditutup papan seadanya,kamar mandi yang sudah tidak terpakai lagidan beraroma begitu menyengat.Sewaktu mandi harus diluar kamar mandi dengan mengisi ember keci dengan air tadah hujan di tandon sebuah drum besar yang terlihat kotor.Sebelum mandi aku harus menambal dengan peralatan yang sudah Ku persiapan untuk hal - hal seperti ini.Selam menambal kuperhatikan Dua orana anggota Polhut sibuk memeriksa kelengkapan surat t truk - truk pengankut kayu.Di jalur yang sempit dan gelap melintas konvoi truk pengangkut kayu dan bus yang melaju dengan kecepatan tinggi,satu konvoi minimal 6 atau 8 mobil.Dari pak Syamsu yang sudah bertahun - tahun sebagai polhut aku jadi tahu banyak terjadi perampokan mobil di daerah ini.apalagi mobil yang melaju sendirian tanpa konvoi sering jadi sasaran empuk "Bajing Lompat" sebutan perampok yang sangat lihai merampok mobil walaupin mobil tadi dalam kondisi melaju cepat.Mungkin cerita itu benar,melihat kelengkapan senjata yang dipakai Polhutdengan senjata semi otomats selalu ditangan.Tanpa senjata yang memadai mereka akan kewalahan bila menghadapi para Bajing Loncat yang sekali melakukan aksi perampokan bisa berjumlah puluhan orang.Pagi hari baru Aku bisa mengambil hikmah mengapa tadi malam aku mengalami ban bocor dipinggir hutan bukanya ditengah hutan dengan kondisi jalan yang naik turun,dan jika kendaran besar lewat menyisakan debu - debu yang menghalangi pandangan dan jalu penuh kerikil - kerikil menambah berat jalur yang kulewati ditambah sepi penduduk.Aku membayangkan sendainya aku melewati jalur ini dimalam hari,mungkin akn lebih susah daripada hanya menambal ban.Walau disiang hari panas matahari tetap menyengat akan lebih mudah ditempuh siang hari daripada malam hari,belum lagi jika konvoi kendaraan - kendaraan besar melintas pasti akan lebih berbahaya.Memasuki daerah Sungai Lilin aku istirahat di Masjid Agung dan sholat,masjid yang terasa sejuk disiang yang panasaku bertemu satu keluarga dari Jambi yang menawarkan makan siang bersama,mereka juga dalm perjalan dari Palembang menuju Jambi. Menikmati makanan bersama orang- orang yang ikhlas membagikan sedikit rejekinya kepadaku membuat rasa lapar diperut hilang seketika.Mereka juga menawarkan untuk menginap dirumahnya kalau Aku sudah sampai di Jambi sambil memberikan sebuah kertas bertuliskan alamat.
Menjelang maghrib aku memasuki pinggiran hutan Bayung Lincir,Kulihat kelelawar dengan ukuran besar - besar terbang memenuhi langit yang sudah berwarna hitam gelap karena mendung.Dengan bentangan sayap kira - kira 60 cm atau 80 cm memberikan pemandangan yang menakjuban,yang selama ini hanya aku lihat di tayangan Flora dan Fauna di layar Televisi.Menurut masyarakat sekitar termasuk hama,karena merusak tanaman perkebunan dan memakan buah - buahan yang ada disekitar pinggiran hutan.Ku lihat satu pohon besar dipenuhi ratusan kelelawar bergelantungan di dahan - dahan dengan suara decitan keras seolah merebutkan dahan tempat bergelantung. Langit semakin hitam menambah suasana gelap begitu terasa dimalam yang terasa dingin.Jam di handphone Siemen ME 45 menunjuk angka 20.35 Wib saat aku istirahat sambil membalas Sms - Sms yang masuk hari ini di parkiran depan polsek Bayung Lincir.Hujan deras dsertai petir akhirnya menghantarkanku ke alam mimpi karena perjalanan hari ini begitu menguras tenaga,tanpa sempat memikirkan cerita para personil polisi yang bertugas ,kalau ruangan dibelakang pos tempat Aku istirahat ada penunggunya atau hantu.Yang Kutahu hantu atau jin tidak akan mudah menampakkan diri dihadapan manusia.Karena jika mereka menampakkan diri membutuhkan energi yang bisa membinasakan mereka sendiri.Lagi pula hanya orang - orang tertentu yang dkarunia kekuatan oleh Allah yang bisa melihat hal Gaib.
Bangun pagi dengan semangat baru ditambah udara sejuk dan aroma tanah yang habis tersiram air hujan semalam memberikan tenaga extra untuk melanjutkan kayuhan - kayuhanku menuju jambi yang tinggal 80 km lagi.Jalanan datar dengan aspal yang halus di jalur yang tidak padat kendaraan kudengarkan alunan suara BOB MARLEY dengan "No Woman No Cry"nya di walkman yang kubeli di Cilegon seharga rp.300.000,- menambah perasan santai perrjalananku.Seakan kesempatan hidup yang kedua telah diberikan Allah untukku benar - benar aku nikmati.Sampai detik ini masih teringat asat - saat aku harus terbaring sakit tanpa daya dipembaringan selam 4 bulan dan harus terapi penyembuhan hampir satu tahun.masa - masa dimana aku harus berjuang mengalahkan rasa sakit yang hampir mengalahkan jiwa survivek.Penyakit karena keteledoranku sendiri yang tidak hati - hati dalam melakukan pekerjaan.Pekerjaan yang mengharuskanku menghisap bahan - bahan kimia tanpa menggunakan alat pengaman yang akhirnya mempengaruhi kerja organ paru - paru.......masih ada lanjutannya ................