Wong Klaten BERSEPEDA KELILING INDONESIA
Suasana sore di tepian Sungai Manismata
,melihat anak anak kecil berenang riang ,seakan ingin memanggilku untuk
bergabung dgn mereka.Ingatan ingatan masa kecil kembali terlintas di di
kepalaku,Saat setiap sore menjelang
selalu menhabiskan waktu di Sungai dekat rumah nenekku.Berenang tanapa takut
tenggelam,mencari ikan ikan kecil di pinggiran sungai yg Jernih.Memasang
perangkap udang,dengan sebuah kaleng roti yg di lubang kecil kecil bagian bawah
dengan umpan daging bekicot.Kaleng di tali bagian atas dengan tali panjang
mirip tali menimba sumur,kemudian kaleng di beri batu sebagai pemberat.Kaleng di masukan ke air sungai dan ditunggu
beberapa menit,dan saat diangkat suara air yg keluar dari lubang lubang kecil
kaleng bagaikan suara musik yg menungguku untuk teriakan “Akkkkkuuuuu dapat
Uuuuuudddaaaang Beeeessssaarrr”.
Semburat merah di langit
terpantul di air semakin menambah suasana semakin terasa damai ,pohon pohon
nipah bagaikan kipas yg dihembus angin,burung Elang terbang bebas ,kesibukan wanita wanita yg mencuci pakaian,beberapa
speed boat mulai menepi di Dermaga kecil,penumpang2 yang turun membawa belanjaan
,dan perahu perahu kecil para pemancing yg membawa ikan ikan haruan,sebuah
Dinamisme yang terlalu sayang utk dilewatkan di sebuah daerah kecil Manismata.
Untuk memudahkan keberangkatan
esok pagi,Aku sengaja memesan tempat duduk speed boat yang baru sandar.Waktu
kusodorkan Uang pembayaran speed boat ,”Mas bayar besok saja ,saya pasti nunggu
mas kok”, kata pemilik speed boat.
Malah dia menyarankanku untuk
menginap di kantor Koramil dekat kampung.Baru kali ini aku menginap di
Koramil.Saat memasuki halaman terlihat permainan Bola voli yg cukup meriah
.Setelah minta ijin ke petugas piket untuk menginap aku di persilahkan untuk
istirahat di salah satu rumah dinas
personil tentara. Seperti hari sebelumnya ,trick trick sulap selalu ada untuk
menghibur orang orang yang sudah memberiku tempat menumpang istirahat sebagai
balasan rasa terimakasih untuk mereka.
Pagi disambut dengan kabut di
tepian sungai ,aktifitas pagi yg dinamis seperti sore hari kemarin.Wajah wajah
penuh semangat menyambut kehidupan di Manismata.Aku datang lebih awal karena
harus melepas tas dan bok sepeda untuk di tata di bagian belakang boat,sementara
sepedaku di taruh di moncong boat dan di ikat dengan tali tambang agar tdak
jatuh ke sungai.Ada 3 penumpang dalam satu boat ,jadi terasa sempit dengan
bawaan masing2 penumpang .Mungkin sepedaku yang jadi pusat perhatian saat
berpapasan dengan perahu perahu kecil atau boat 2 lain .Mereka selalu
melambaikan tangan seakan ingin menyapa kami yg melaju kencang yang menyebabkan gelombang kecil dia aliran
sungai,membuat perahu perahu kecil bergoyang saat speed boat melintasi mereka.Perjalanan
1 jam di sungai yang menyajikan pemandangan indah untuk dinikmati.banyak
terlihat ibu ibu yang memakai peutup
kepala seperti Caping tapi lebih besar dan lebar sedang memacing di sampan –
sampan Kecil.Beberap kali kulihat burung Elang terbang di atas pucuk pohon pohon
di tepian sungai.
Suara Adzan dhuhur menyambutku
saat boat merapat di dermaga Sukamara,uang Rp.25.000,- terasa murah di banding
apa yang sudah kunikmati sepanjang perjalanan tadi.
Di kota Kabupaten yang baru diresmikan ,terasa sekali kesibukan
di sekitar dermaga yang terlihat sperti pasar.Beberapa tukang ojek selalu
menawari penumpang penumpang Speed boat yang
baru sandar.Begitu aku turun dan belum sempat menurunkan sepedapun juga
ditawarin ojek,baru setelah sepeda Aku turunkan dan tas serta box kupasang di
sepeda mereka baru tahu klo aku traveller.bagai seorang artis yg baru datang
dari Kota ,beberapa tukang ojek dan orang sekitar malah minta photo bareng aku.Pertanyaan
pertanyaan bak wartawan dari mereka dengan suka,sengaja aku tidak main sulap
saat itu ,karena perutku sudah sangat lapar karena pagi hari aku belum sempat
sarapan.Bisa Aku bayangin klo aku main sulap pasti akan lebih lama lagi perut
ini melantunkan Lagu Keroncong.Nasi Campur di warung Sederhana menjadi pelampiasanku,Es
teh seakan menjadi minuman favorit di suasana panas seperti ini.Setelah
istirahat,memberi waktu perut untuk memproses makanan menjadi energi,Kukayuh
kembali sepeda ke arah Kota Waringin.40 km meter pertama melewati jalur sepi dengan
aspal yang sudah bagus dan hanya beberapa kali berpapasan dengan mobil di
daerah perkebunan sawit.Sebelum Matahari benar benar tenggelam di telan sang
malam ,Aku sudah sampai di daerah trans MAKARTI JAYA. Aku menginap di Masjid
Nurul Hikmah,sebuah masjid terbuat dari Kayu.Setelah mandi dan sholat magrib
aku makan di warung di depan masjid.selalu banyak pertanyaan dari orang orang
yg baru ketemu aku,seperti ibu penjaga warung,yang ternyata berasal dari
Solo.Kerinduan untuk menggunakan bahasa Jawa Kromo terpuaskan sudah hari ini.Sebelum
kumandang adzan isya’ Aku sudah di
masjid ,berjamaah dengan 4 warga sekitar masjid
dan lanjut mengobrol di teras masjid.Dan mereka orang jawa semua,benar
benar terpuaskan sekali ngobrol pakai bahasa jawa Kromo,bahasa yang selalu
kupakai buat orang tuaku dan orang orang
yg lebih tua dariku atau orang baru aku
kenal.
Jam di handphone menunjukan pukul 21.34 saat mereka pulang
,suasana kembali sepi lampu jalan hanya beberapa yang menyala.Terasa berada di
sebuah tempat yang tanpa penghuni ,suara belalang di padu suara jangkrik sangat
jelas menghiasi malam hari.Sebelum tidur Sepedakututupi mantel ku kunci dan ku tali dengan benang bagian rodanya dan tali kusambungkan dengan Jempol kakiku.mungkin inilah pertama
kali aku punya perasaan takut kehilangan sepeda selama perjalanan.Mungkin
terpengaruh Obrolan selepas sholat isya’ ,bahwa beberapa hari ini ada pencurian
di beberapa rumah penduduk.Karena di malam hari sering listrik mati ,jadi
sering terlihat gelap di kampung ini.Aku tidak mau Sepeda yang menjadi bagian
dari penting dalam perjalanannku raib.dan salah satu cara agar aku bisa tidur
dengan nyenyak tanpa memikirkan kalau sepedaku hilang adalah mengikat sepeda dan
ujung satunnya aku ikat di jempol.Kalaupun ada orang yang mau mencuri sepeda
pasti aku akan terbangun......