Tuesday, February 10, 2009

naik Km.SENOPATI NUSANTARA


Turun dari kapal Kelud Aku masih harus menunggu lagi untuk melanjutkan perjalanan ke Pontianak.Dari informasi seorang petugas syahbandar jadwal kapal Senopati Nusantara tujuan Pontianak masih dua hari lagi.Kugunakan waktu menunggu untuk mencari tambahan uang dengan melukis pesanan lukisan dari beberapa pegawai Syahbandar dimana Aku menginap.Aku tidak bisa pergi terlalu jauh dari Kantor Syahbandar karena kemungkinan Aku naik kapal - kapal barang yang menuju Pontianak sewaktu - waktu dengan bantuan dari Syahbandar.
Sabtu 24 Juli pagi dapat kepastian ada kapal menuju Pontianak.Setelah mendapat surat rekomendasi dari Kepala Syahbandar dan meninggalkan lukisan yang Kugores tadi malam sebagai ucapan terimakasih.Sore hari Kunaikkan sepeda ke area parkir dalam kapal Senopati Nusantara yang kecil seperti kapal ferry di jalur Bali - Lombok.Menjelang maghrib kapal mulai meninggalkan dermaga yang penuh dengan peti kemas yang berjejer dan tersusun disetiap jengkal tanah di dermaga.Lampu - lampu terlihat terang benderang dilihat dari kapal yang semakin jauh meninggalkan pelabuhan terbesar di pulau Jawa,seperti melihat lampu - lampu di arena pasar malam.
Untuk pertama kalinya Aku mabuk laut diatas kapal yang sering goyang terkena hantaman ombak yang besar.Padahal aku sering naik kapal seukuran ini dipenteberangan dari Padang Bay menuju Lembar Lombok.Mungkin karena kondisi fisikku yang melemah setelah dua hari kurang tidur mengerjakan beberapa lukisan dan bermain trick sulap di kantor Syahbandar.Beruntung aku hanya mengalami muntah sedikit dan cepat pulih setelah istirahat dibangku dekat wc yang jika dibuka pintunya tercium aroma tak sedap.Karena hanya itu satu satunya bangku yang kosong.Walau istirahat dibangku luar yang tak beratap dan angin terasa dingin dikulit,Aku bisa berbaring tanpa gangguan penumpang lain yang lebih memilih di dek beratap. Dua hari dua malam bermain trick sulap membuatku mudah bergaul dengan para penumpang yang ingin belajar sulap.bahkan mereka sering menawari atau mentraktiku makan atau minum kopi.Menikmati indahnya cahaya rembulan yang membiaskan cayah gerlap di atas gelombang - gelombang air laut samudera Jawa dari dek paling atas.
Satu - satunya yang mengusik ketenangan saat menikmati kesendirianku diantara penumpang yang sudah terlelap tidur.Sepasang anak manusia yang ingin melepas hasrat tertua manusia,selain makan dan minum"hasrat nafsu sex."
Dari gerak bayangan dan suara lenguhan terdengar dari jarak tempat ku berbaring walau suara debur ombak juga terdengar ditelinga.Tapi Aku bisa membedakan suara deburan ombak dengan suara birahi sepasang orang yang sedang oral sex.Mungkin mereka termasuk orang - orang yang selalu ingin mencari sensai - sensai sexual .Di atas kapal yang berlayar dengan suara deburan ombak dan angin laut bertiup kencang,bisa membuat mereka puas menikmati sex.Aku yakin mereka melihatku saat Aku berdiri dan turun pindah ke kabin dimana banyak penumpang tidur berjejer seperti ikan pindang.
Kondisi kapal ini jauh berbeda dengan kapal Kelud,disamping ukuran.Kapal Senopati Nusantara tidak dilengkapi theatre mini,atau tempat hiburan lainnya.Penumpang tidur seadanya dengan alas tidur seadanya juga.Walau pihak crew kapal juga menyediakan alas tidur dengan uang sewa Rp.10000,-,para penumpang lebih suka membeli alas tidur dari kain bekas karung beras yang dijahit seperti tikar.Namun begitu makanan yang disediakan lebih layak daripada kapal Kelud.
Karena kapal kecil setiap datang ombak besar terasa sekali goyangannya,kulihat banyak penumpang yang mabuk karena tidak kuat menahan mual di perut.
Senin 26 Juli sehabis sholat subuh kapal sudah merapat di dermaga Pelabuhan Pontianak.
Kayuhan pertamaku di tanah borneo menuju Universitas Tanjungpura menemui teman - teman Mapal Untan.Sambutan penuh persahabatan kuterima dari dari mereka persis dengan sambuatan dari teman - teman Kompas USU Medan,sambutan sesama orang "Gila."Di kota Khatulistiwa yang sebagian besar penduduk masih menggunakan bahasa melayu yang terdengar seperti bahasa yang digunakan orang - orang Malaysia.Aku bisa menikmati tempat - tempat menarik diantar teman - teman Untan.Tugu Khatulistiwa,satu tempat yang wajib dikunjungi pelancong sepertiku yang baru sekali ini berkunjung di kota yang terasa panas do siang hari.Sebuah tugu tempat dimana titik "Kulminasi"berada.Pada tiap tanggal 21 - 23 Maret dan September jam 12.00 jika kita berdiri di area tugu tidak ada bayangan samasekali,karena sinar matahari tepat diatas kepala kita.
Menikmati es Aloevera disiang yang panas menjadi salah satu minuman kesenangan baru selama disini.Es manis berwarna hijau berisi potongan daging batang daun lidah buaya diiris kecil terasa lezat di lidah.
Menyusuri kampung ditepian Sungai Kapuas dengan berjalan kaki diatas "Gertak" sebuah jembatan kecil memanjang terbuat dari kayu sepanjang kampung.Atau menyewa sampan menyusuri Kapuas di sore hari sebelum matahari tenggelam dan melihat anak - anak berenang disungai yang berwarna kecoklatan selalu membuat perasaanku seakan tidak ingin aku meninggalkan Pontianak.
"Bang Gun,belum diakui ke Ponti klo belum mandi dan minum air Kapuas!"kata Azizah seorang anggota Mapala Untan dengan logat Melayunya yang khas.
"Tu jak syaratnya di akui jadi orang Ponti!" jawabku menirukan logat Melayunya ,dan langsung melepas kaos kemudian meloncat ke sungai seperti anak - anak kecil yang berenang disekitarku.
"Bang gun memang gila!"teriak Azizah.Kemudian beberapa teman mahasiswa ITB yang sedang melakukan expedisi di Kalimantan juga ikut terjun di sungai yang banyak kapal - kapal mermotor melintas diarus yang sedikit deras.......

No comments:

Post a Comment