Tuesday, January 20, 2009

bersepeda keliling indonesia{lanjutan}






jalur yang masih relatif datar dan cuaca tidak begitu begitu panas mengantarkanku memasuki area Candi Borobudur,sebuah candi Budha yang termasuk salah satu Tujuh Keajaiban dunia.Sebuah keberuntungan sat datang bersamaan dengan persiapan upacara Waisak.Aku melihat kesibukan yang ada di sekitar candi,para biksu dan biksuni yang memakai pakaian serba kuning melakukan doa bersama seperti melihat upacara - upacara keagamaan di negeri Tibet yang sering aku tonton di film.banyak pengunjung yang menikmati sajian makanan yang di jual di warung,atau pasangan mudi - mudi bergandengan tangan dengan senyum bahagia,ada juga rombongan keluarga yang berteduh di bawah pohon menggelar tikar dengan makanan - makanan yang terlihat begitu nikmat saat mereka makan bersama.
Ketertarikanku akan karya - karya lukisan yang di pajang di salah satu stan pameran terbuka membuaiku hingga lupa waktu,tak terasa begitu lama aku menikmati lukisan - lukisan yang banyak di domonasi karya karya aliran realisme dan kontemporer .Yang aku tahu di Magelang ada Galeri Widayat,seorang pelukis terkenal dengan karya - karyanya yang sudah mendunia.
Masih dekat stan pameran lukisan ada tari kuda lumping yang semakin memeriahkan perayaan waisak dengan suara gamelan yang bertalu talu dan teriakan para pengiring penuh semangat mengimbangi gerak atraktif para penari membuatku juga ingin menari bersama mereka seperti saat aku menari Kuda lumping untuk pembukaan perkemahan pramuka Jambore Daerah 15 tahun yang lalu.
Jam masih menunjukan pukul 13,30 sehabis makan siang di warung tenda pinngir jalan ,kukayuh united kearah semarang melewati jalur tanjakan mayat di daerah Pring Surat memaksaku mengayuh tanpa henti,singgah di monumen Palagan Ambarawa yang banyak dikunjungi anak- anak siswa TK dan SD.Sebuah monumen yang mengingatkan kita akan perjuangan gerilya rakyat Indonesia dipimpin Jendral Soedirman merebut Kemerdekaan. Setelah puas menikmati istirahat di monumen kukayuh pedal menuju semarang.Jalanan mulai banyak jalur penurunan sampai arah Bawen,hingga sepeda bisa melaju 70 km /jam.memasuki kota Semarang kusempatkan berhenti di daerah Gombel untuk melihat pemandangan kota Semarang dari atas,ibu kota Jawa Tengah yang identik dengan banjir setiap tahun pada musim hujan,kota yang tersa begitu panas dimusim kemarau.Tapi kota dimana aku pernah tinggal selama 4 bulan dan bekerja membantu mbak Arum,satu - satunya kakak yang dekat denganku walau aku jarang bertemu Dia.Keliling kota dan bertemu teman - teman lama di Kali banteng serta dapat makan siang gratis dari pemilik kedai Siomy yang cantik karena sudah menghibur mereka dengan trik - trik sulap yang kumainkan.Di sekitar pasar Johar kusempatkan membuat tulisan "Wong Klaten"dibox sepeda untuk menandakan kalau aku orang dari Klaten.
Semalam menginap dirumah mbak arum perjalanan kulanjutkan menuju arah barat.Di Weleri aku bertemu seseorang yang membuatku kagum sekaligus salut yang mempunyai impian sama,impian untuk menjelajah Nusantara.Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi untuk mewujudkan impiannya walau dia tidak mempunyai kesempurnaan fisik,cacat di kedua kakinya tidak menghalangi niatnya.Dengan kendaraan roda tiga mirip becak yang sudah dimodifikasi.Pedal dipasang di bagian depan atas sejajar dengan tangan memudahkan dia menggerakkan dengan kedua tangannya yang terlihat kuat dan kokoh."Pak Sigit"sebutnya saat mengulurkan tangan menjabat erat tanganku.Orang Blitar berumur 41 tahun ini banyak menceritakan perjalanan hidup dan keluarganya.Cerita yang semakin membuatku merasa cepat akrab dengannya disebuah mushola kecil tempat aku dan pak Sigit menghabiskan malam sampai kami tertidur dengan mimpi - mimpi menjelajah Nusantara.Satu buku Agenda kuberikan sebagai kenanga- kenangan sebelum berpisah saat kami menyantap sarapan nasi sambal dengan lauk ikan asin di warung yang baru buka di pagi yang masih sepi pembeli.Kami masih sempat berjalan beriringan di jalan yang mulai ramai dan padat dengan kendaraan - kendaraan besar melaju dengan kecepatan tinggi akhirnya aku putuskan untuk jalan lebih dahulu karena laju becak Pak Sigit yang lamban,sekarang aku benar - benar berpusah dengannya dengan satu harapan suatu saat bisa bertemu kembali dan bercerita tentang kisah perjalan kami masing - masing.Lambaian tangan - tangan kokohnya mengantarkanku melaju ke Alas Roban yang penuh tanjakan ,aku sendiri membayangkan perjuangan pak Sigit melintasi tanjakan yang sempat menguras keringatku.Satu kejadian yang membuatku heran sekaligus terharu saat melaju menuju kota Tegal.Sebuah bus dengan syarat penumpang dari arah belakang yang berjalan pelan dan membunyikan klakson tanpa henti walau aku sudah memberi tanda untuk mendahuluiku dengan lambaian tangan,sang sopir malah semakin keras membunyikan klakson yang memaksaku menoleh kebelakang.Kulihat tangan sang kondektur terlihat akan memberikan sesuatu ,kucoba menerima pemberian itu.Yang bikin aku kaget ternyata kondektur memberiku dua lembar uang Rp.1000,-.Belum sempat aku berucap terimakasih,bus sudah melaju dengan cepat meninggalkanku dengan perasaan heran,kaget,dan haru bercampur jadi satu tanpa sempat mengingat nomor plat bus.Yang kutahu hanya tulisan Jaya Putra disamping kiri badan bus.Aku yakin kru bus tadi pasti orang Klaten,mungkin mereka membaca tulisan "Wong Klaten" yang ada di box belakang.Rasa heran masih ada dibenakku,hingga rasa terik matahari tidak terasa dikulit sampai memasuki kota Cirebon sore hari.Seandainya kepedulian - kepedulian kecil ini ada dalam setiap insan yang menghirup udara dimuka bumi,alangkah damainya dunia ini.Atau kepedulian seorang kondektur tadi dimiliki oleh pejabat - pejabat yang dipercaya rakyat alangkah makmurnya rakyat Indonesia.Kepedulian kecil terhadap rakyat yang sering mereka lupakan terkadang membuat rakyat kecil kecewa,bahkan sekedar untuk bertatap muka saja tersa sulit.
Dari kota tempat dimakamkan Sunan Gunung Jati kukayuh sepeda melalui jalanan penuh tanjankan ke kota Sumedang.Kota yang terkenal dengan tahu goreng yang terasa gurih di lidah.Aku membeli membeli bebrapa sparepart di toko "Mitra" bdi belakang stadion olah raga. aku juga membeli jam tangan karena selama beberapa hari ini setiap ingin melihat waktu aku harus mengeluarkan handphone yang aku taruh dalam daypack.Di gapura pintu keluar aku bertemu rombongan anak - anak muda bersepeda BMX dengan bebdera Rossa Adventure yang touring dari Bandung _ Indramayu.Dari mereka aku dapat informasi jalur menuju Bandung,sebagai balasannya aku kuberikan hiburan trik sulap dan souvenir lukisan hasil goresanku.mereka juga memberiku kenangan sebuah bendera kebesarannya.Seperti apa yang mereka ceritakanbanyak tanjakan di daerah Cadas Pangeran yang lumayan menguras tenaga dan keringat.Walau begitu panorama yang disajikan alam yang indah menghapus rasa lelah yang ada.Di Bandung kuhabiskan waktu keliling Cihampelas yang hampir mirip jalan Malioboro,banyak outlet outlet penjual pakaian yang berbahan jeans,mungkin ini yang membuat Bandung dikenal dengan sebutan PARIA Van JAVA.,atau sebutan parisnya Indonesia.Di tambah dandanan dan gaya anak muda yang aku lihat terkesan modis banyak bergerombol disetiap sudut keramaian.Belum lagi di daerah Cibaduyut sebagai daerah penghasil sepatu semakin melemgkapi keberadaan kota Bandung sebagai kota fhasion.
Kejadian lucu sekaligus membuatku agak malu saat bertanya pada seorang sopir angkutan kota yang berhenti di traffic light disebuah pertigaan.Mungkin satu petanyaan konyol bagi di sopir dan sebagian penumpang yang mendengarnya,Aku hanyabertanya dimana letak Gedung Sate.Dengan santainya sambil tersenyum sopir tadi mengankat tangan dan menunjuk sebuah gedung dengan atap mirip tusuk sate dan bilang"Itu mas gedung satenya,udah gosong," dengan senyum geli.Ternyata hanya tepat di sebelah kanan jalan dan hanya berjarak sekitar 10 meter dari tempat aku bertanya.Setelah dua jepretan kamera kuabadikan gambar berlatar belakang Gedung Sate ku kkayuh sepeda menuju daerah kota santri Cianjur.Dari pintu gerbang masuk kota banyak papan - papan bertuliskan nuansa islami di tepi jalan,semakin menandakan jika kota ini sebagai kota santri.Bermalam di Polres dan bermain sulap dengan para polisi yang bertugas jaga menjadikanku orang paling dingikna dikantor polisi.Mereka rata - rata heran dengan permainan trik sulapku,hingga perut ini kenyang dengan makanan dan kinuman yang mereka berikan.Tapi konsekwensinya aku jadi tidak bisa istirahat karena main sulap dari satu ruangan ke ruang yang lain.Pagi hari sebelum keluar dari polres kutinggalkan rasa heran di wajah - wajah polisi dengantrik kubeningkan trik teh botol yang dipegang salah satu polisi.Belu, sempat mereka bertanya rahasia trik telah kukayuh sepeda dengan cepat meninggalkan mereka dengan lambaian salam perpisahanku menuju arah Bogor.Banyak polisi yang menyarankanku untuk melalui jalur Sukabumi yang katanya jalur tidak banyak tanjakan.Karena keinginanku untuk ke Puncak jadi sewaktu di pertigaan Canklik yang jika kekiri ke arah Sukabumi dan satunya lagi menuju Puncak aku tetap putuskan mengayuh kearah Puncak.Namanya juga Puncak jalanan terus menanjak,praktis dari jam 08.30 sepeda tidak aku kayuh tapi lebih banyak kudorong.Dengan beban hampir 40 kg disepedfa terasa berat jika kupaksakan mengayuh dan nafas terasa tersengal -sengal.Di daerah Cigeurung kulihat banyak anak kecil yang bermain sepak bola ditanah lapang dengan mistar gawang yang terbuat dari bambu dengan jaring hanya berupa rajutan tali faia seadanya.Tapi kulihat betapa gembiranya mereka menendang dan menggiring bola,apalagi kalau salah satu dari mereka mencetak gol,bagaikan seorang striker profesional merayakan kemenangan disebuah pertandingan.Dengan tingkah polah yang lucu dan terkadang menggemaskan.Semua kejadian yang kulihat menggelitikku untuk bergabung dengan mereka dan bukan hanya melihat dari pinggir lapangan.Mungkin mereka heran dengan kedatanganku yang mengendarai sepeda aneh dimata mereka.Dengan antusia mereka mangajakku bermain sepak bola.Bermain dengan bola plastik yang sudah lusuh dan gembos tiap kali ditendang benar - benar membawa ingatankukembali ke masa kecilku yang sering bermain sepak bola disawah yang penuh lumpur.Terkadang sampai lupa waktu hingga terdengar suara kumandang adzan mahgrib baru melangkah pulang dengan segala kotoran sawah yang menempel di seluruh badan,hingga membuat ibu marah.Dan sekarang kulihat wajah - wajah yang sama cerianya saat menendang bola bersama teman- teman kecilku.Kulihat mereka lebih ceria lagi saat kuminta tolong salah satu anak untuk membeli bola plastik yang baru di warung dekat lapangan.dengan senangnya dia lari kewarung dengan membawa uang Rp.5000,- yang kuberikan.Aku juga merasakan semangat dimata mereka tidak peduli dengan rasa letih disekujur tubuh,terlebih saat istirahat dan kubagikan "relaxa" dan berphoto bersamama.Sekali lagi kulihat wajah- wajah gembira tanpa beban dan bebas,seolah setiap hari adalah hari hari yang membahagiakan.Ucapan terimakasih dari teman - teman kecilku semakin memberikan spirit untuk tetap dorong united sampai Puncak Pass.Beruntung cuaca tidak panas malah sebaliknya,tersa sejuk.Walaupun keringat tetap membasahi tubuh.Jam tangan sudah menunjukkan puluk 15.30 Wib saat aku sampai di Istana Kepresidenan Puncak Pass,rasa lapar menjadikan nikmat saat menyantap ketela bakar di sebuah warung yang berlatar pemandangan hijaunya perkebunan teh.Kembali pertanyaan konyol kulontarkan buat ibu penjual ketela bakar,dengan entengnya aku bertanya"Bu,Saya minta es teh,"tanpa melihat kondisi alam di daerah itu yang terasa dingin dan berkabut.Dengan wajah keheranan si ibu warung hanya bilang"Disini tidak jualan es mas,yang ada cuma teh dan kopi panas."
Bagian yang kutunggu - tunggu dan menjadi bonus setelah hampir seharian mendorong sepedaakhirnya datang juga,tanpa mengayuh pedal melaju kencang sepanjang jalan yang menurun tajam dan meliuk - liuk disetiap tikungan.Aksiku sering jadi tontonan beberapa sopir yang ada dibelakangku atau penumpang mobil yang aku dahlui.Beberapa dari mereka sempat mengacungkan jempol saat aku dahului.Laju sepeda kuperlambat di daerah Cisarua karena jalanan mulai padat pengunjung Taman Nasional Cisarua,itupun harus pintar - pintar cari celah untuk lewat karena banyak antrian kendaraan.Memasuki kota Bogor masih disodori kemancetan panjang di jaln utama.Pagi hari keliling kota sebelum menuju Jakarta,mengitari Gedung Iatana Kepresidenan yang masih berkabut saat kulihat banyak menjangandi halaman istana.Khayalanku melambung jika aku mempunyai rumah sebesar istana dengan hijau rumput luas dan rindang pohon - pohon besar serta menjangan bergerombol tanpa kandang bebas berkeliaran memakan rumput.Lamunanku segera hilang seakan ditelan bumi saat ada seorang ibu yang mengenakan pakain olah raga bertanya,"Mas,jualan Roti ya?".Satu pertanyaan yang membuatku tersenyum geli.Dan kujawab dengan sopan"Bukan jualan roti bu,Saya jualan koran,"sedikit berbohong agar ibu tadi tidak merasa malu.Untuk menhindari salah duga,seperti dikira pengantar paket,loper koran,atau jual roti seperti seorang ibu tadi kubuat tulisan "KELILING INDONESIA"di sebuah kios sticker pinggir jalan menuju Jakarta.Karena tulisan ini juga,aku diwawancarai Radio 911 sehabis sholat jum'at,mereka membaca tulisan di box belakang sepeda yang kuparkir di area masjid.
Jakarta,ibu kota negara yang hanya sekalipernah kudatangi,itupun karena aku ikut studi tour 14 tahun lalu saat aku masih SMP.Sering aku tolak ajakan teman untuk bekerja di Jakarta.Bagiku Jakarta bukanlah tempat yang aku bayangkan untuk bekerja.Dengan kondisi kota yang sibuk dan bising ,bertentangan dengan bayanganku tempat kerja yang sejuk dan damai,dengan masyarakat yang tidak saling berebut memperjuangkan uang.Tapi di Jakarta pula aku bisa bertemu dengan Heri,sahabat lama yang sudah 14 tahun tidak beryemu.Tiga hari kuhabiskan waktu bersamanya,berbagi cerita dan tertawa lepas mengingat kejadian - kejadian masa bersama dulu.Kamin ingat ,saat dia memecahkan kaca belakang mobil ayahnya karena menbrak pohon pinggir jalan.Dan Kami mencari alasan dan mencari kambing hitam,dia bilang kaca mobil di lempar waria - waria yang mangkal di dekat stasiun klaten,dan aku hanya mengaminin dngan kata "iya" ketika ibunya bertanya padaku.Atau saat dia terluka di kepala sampai berdarah dipukul pistol mainan yang terbuat dari besi baja yang mirip pistol asli oleh sopir bus dan beberapa anggota koramil Klaten karena salah paham,dan aku tahu Dia tidak salah.Sekarang dengan dua anak yang licu- lucu sudah merubahnya menjadi bapak yang bertanggung jawab.Aku sendiri bangga menjadi sahabat seorang Heri yang sudah lama tinggal di kota yang penuh tantangan,manipulasi yang terkadang menghalalkan berbagai cara dia masih mampu memegang prinsip bahwa persabatan adalah kmitmen yang harus dijaga.
Minggu 13 Juni,pagi yang masih sepi kususuri Jalan Jend.Sudirman yang terkenal daerah perkantoran dengan gedung - gedung tinggi dan jalur busway yang berwarna merah dan kulihat busway melaju seperti di jalan tpl tanpa ada pengendara lain di jalurnya.Ku hentikan kayuhanku di Bundaran HI, satu tempat yang identik dengan tugu untuk demontrasi.Demontrasi menentang kebijaksanaan pemerintah atau demontrasi masalah - masalah lain yang aku sendiri tidak tahu.Seakan tugu Selamat Datang dengan dua patung yang mengankat tangan adalah simbol oran demo yang selalu mengacungkan tangan,dan air pancuran adalah peluh dan tangis mereka.Aku juga memasuki Monumen Nasional yang dihari minggu banyak pengunjung menghabiskan waktu setelah sepekamn mereka bekerja.Kulihat ada rombomngan anak- anak muda yang berlatih theater,berteriak keras - keras mengolah vokal mereka.Anak - anak berlari kesana kemari tertawa riang,atau sepasang kekasih yang bermesraan seakan dunia ini milik mereka tanpa sungkan bergandengan tangan dan berciuman di depan umum.Hanya bau kotoran kuda yang membuat kenyamanan agak terusik,aku heran kota besar seperti Jakarta masih ada bau kotoran kuda.Ada perasan yang berbeda saatju melintas di daerah pegunungan atau di hutan dibanding melintas di kota Jakarta yang penuh dengan gedung - gedund tinggi,hiruk pikuk kendaraan,orang - orang yang terlihat selalu tergesa melakukan aktifitas.Terlebih di daerah Kebon Jeruk aku salah masuk jalan Tol,karena terbawa arus lalu lintas dan rambu - rambu Tol tertutup oleh alat - alat berat pembuatan FLY OVER.Pengalaman lucu sekaligus mendebarkan,aku baru sadar kalu masuk jalur tol ketika aku menoleh ke arah kiri jalan yang ada denganpagar besi.Kulihat semua pengendara sepeda motor lewat jalur itu,dan sebagian pengendara manatapku dengan tatapan heran. Sedangkan jalur yang aku lalui tidak ada satupun kendaraan roda dua yang melintas,hanya mobil,kendaraan besar dengan kecepatan tinggi yang selalu membunyikan kloakson saat mendahului sepedaku.Kuputuskan tetap berada di jalurku sampai pintu masuk tol.Akan lebih berbahaya jika aku belok dan melawan arus lalu lintas.Sampai di gerbang tol disuruh berhenti oleh petugas dan di bawa ke kantor untuk melapor. Walaupun kena marah petugas tapi akhirnya mereka maklum setelah kuberikan penjelasan bahkan ada dari petugas tertawa dengan apa yang sudah aku lakukan.aku malh dapat informasi jalur- jalur aman kearah Grogol menuju kota Banten dari mereka.
Di Banten banyak aktifitas di sekitar lapangan dekat Gubernur,banyak nuansa merah dan gambar banteng dengan moncong berwarna putih dalm lingkaran.Ibu penjual teh botol tempat ku istirahat memberi tahu kalau Megawati selalku ketua PDIP akan datang berkampanye siang ini di lapangan.Bahkan ibu tadi bilang"Mas tunggu aja ,biar nanti bisa ketemu Presiden,siapa tahu mas dapat uang saku dari bu Mega".Pemikiran yang sederhana dari seorang rakyat yang belum tahu jika ingin bertemu seorang pejabat penuh dengan protokoler yang ber belit - belit dan penuh birokrasi.Dari menit ke menit suasana mulai ramai orang - orang berkaos merah bergambar lambang partai yang ingin memeriahkan kampanye.Keramaian yang membuatku ingin segera pergi mengayuh melanjutkan perjalanan.Selama ini aku belum pernah ikut kampanye atau ikut menyalurkan aspirasiku dalam Pemilu semenjak dapat hak pilih.Kayuhanku sedikit tersendat karena ada kemacetan total kearah Cilegon,antrian panjang hampir 4 km.Beruntung aku masih bisa melewati celah - celah kendaran lain dan mengangkat sepeda bila benar - benar terjebak dalam antrian.Sore hari aku memasuki pelabuhan Merak,istirahat di pelabuhan sekalian menunggu kapal Ferry yang akan membawaku ke Bakahuni.Dengan tiket seharga Rp.7.500,- kuparkir sepeda dikapal yang juga penuh dengan mobil,truk,bus,dan beberapa sepeda motor.Hampir dua jam kapal menyeberangi selat Sunda .Senin 14 Juni 2004 untuk pertama kali kuinjakan kaki di tanah Andalas .Jalanan tanjakan sudah didepan mata selepas turun dari kapal ferry di dermaga Bakahuni lumayan menguras tenaga terutama di daerah Penengahan dan Klaianda dengan terik matahari yang membuat kerongkongan terasa cepat kering.di Bandar Lampung kumasuki are Universitas Darma Jaya untuk menemui teman - teman pecinta alam,tapi sekretariattan mereka kosong,beberapa mahasiswa bilang mungkin karena bulavn Juni ini libur semester jadi anggota mapala banyak yang mudik.Keinginan untuk silahturahmi tidak bisa aku lakukan,terpaksa aku lanjutkan perjalanan melewati Natar,Gunung Sugih,sempat terhenti di Bandar Jaya karena hujan lebat serta melewati jalur sepi,di perbatasan kecamatan Kalibalang Lampung Utara mata kiri terasa perih kemasukan serangga kecil.Beruntung aku selalu membawa tetes mata,minimal bisa mengurangi rasa perih dan tidak memjadikan mata bengkak.13 km kemudian aku memasuki daerah Kota Bumi,kota kecil yang lumayan ramai dengan penduduk mayoritas dari Jawa,jadi seakan akan Aku masih berada di Jawa.mereka rata - rata adalah para Transmigran yang sudah lama menetap di daerah Lampung.Setelah lama mencari toko peralatan sepeda dan membeli beberapa sparepart cadangan ,kulaju sepeda melewati jalan yang sepi dan menanjak di Bukit Kemuning.Sempat tertidur di warung nasi sehabis kenyang makan siang karena lelah,mungkin yang punya warung tahu Aku habis melakukan perjalanan jauh,maka Dia tidak berani untuk membangunkan sampai aku terbangun dan kembali melanjutkan perjalanan.
sapaan"hello Mister"mulai sering terdengar ditelinga ketika melewati penduduk yang ada di pinggir jalan.Dengan memakai kacamata hitam dan slayer penutup kepala serta jacket yang kupakai.Mereka mengira aku tourist dari luar negeri yang juga sering mereka jumpai melintas di jalur ini.Perjalanan sepi dengan jalur naik turun dansempit di daerah perkebunan sawit dan karet kembali aku jalani menuju Martapura sampai Batu Raja.Disalah satu pos pemeriksaan kendaran Aku di stop oleh beberapa anak muda yang menyuruhku istirahat.Mereka menawarkan minuman keras,sebagian dari mereka sudah terlihat mabuk dan kehilangan kontrol.Bahkan ada salah satu anak Kerempeng dengan tindik di telinga kiri yang selalu menanyakan bawaan yang ada di tas dan box sepeda.Dia juga ingin memeriksa surat jalanku layaknya polisi memeriksa orang yang dicurigai.Yang tidak Aku senangi saat dia menawarkan minuman keras dengan sedikit nada memaksa,seakan hanya dia jagoan ada dipondok kecil itu.Beruntung masih ada orang yang menegurnya untuk lebih sopan terhadapku.Aku yakin orang ini disegani dikelompok yang ada dipondok.Dengan postur tubuh yang besar dan berotot wajar dia jadi pemimpin di komunitas itu.Sayang aku tidak sempat berkenalan dengan orang itu yang memberiku aqua dan bukan minuman keras seperti si Kerempeng tadi........................lanjutan ..... besok .......lagi

3 comments:

  1. Terimakasih atas kunjungan Mas Gunawan ke Cantigi Peace. Kita sama hobby : jalan-jalan, main sepeda dan naik gunung. Saya undang Mas Gunawan ke Cibodas. Leyeh-leyeh di Kedai Kopi Cantigi. Jadikanlah Kedai Kopi Cantigi sebagai rumah singgah bagi kawan-kawan.
    Itu foto-foto, berkwalitas rendah. Coba dipermak dulu foto-fotonya supaya menarik.
    Foto-foto "jadul" di Cantigi Peace, silahkan dipakai. Akan diperbanyak terus.

    ReplyDelete
  2. aku pernah bersepeda berkeliling dunia lho...


    tapi dalam mimpi....

    ReplyDelete
  3. hehehehhe aku juga pernah bersepeda sambil tidur

    ReplyDelete