Monday, September 1, 2014

KotaWaringin- Palangkaraya


Dari Kota Waringin Aku kembali naik Speed Boat menuju PangkalanBun dengan ongkos Rp.50.000,- Wong Klaten bersepeda keliling Indonesia
,karena penumpang hanya aku sendirian.Selama 1,5 jam menyusuri Sungai Lamendau diatas Speedboat “Alinda” sambil mendengarkan cerita mas Irwan yg pegang kemudi,cerita cerita menarik tentang sungai Lamendau.Speed boat sering terguncang bila berpapasan dengan kapal yg lebih besar .Beruntung mas Irwan sudah berpengalaman ,jadi terasa nyaman bersama dia menikmati pemandangan hutan ditepian sungai.Dia juga bercerita kalau sungai ini masih ada buaya buaya yg kadang terlihat di pinggiran sungai.Cerita cerita mistis tentang suku dayak,bahkan cerita tentang keluarga kecilnya seakan kami bagaikan sahabat yg sudah lama tidak bertemu.Jam 14.00 Speed merapat di dermaga kecil Pangkalan Bun ,yg sekaligus dekat dengan pasar.Seperti biasa ,setiap kedatangan speed selalu jadi perhatian orang2 di Dermaga .Dari yang menawarkan jasa ojek,makanan,tempat menginap, semua orang yg mendatangi speed boat mereka malah membantu mengeluarkan sepedaku dari boat.Hanya ucapan terimakasih buat semua yg sudah membantu membantuku.Sambil minum secangkir kopi di warung tepian dermaga aku melayani pertanyaan beberapa orang yg penasaran dengan perjalananku naik sepeda dari Jawa.
Hari ini kuputuskan mengambil uang di BRI untuk membeli kertas photo terbakar yg mulai menipis .Keliling kota kecil tapi lumayan ramai di malam hari di sekitaran pasar ,aku membeli kertas photo terbakar di salah satu studio kecil.Kertas ini sangat membantu memberiku penghasilan selama perjalanan,juga bisa saya gunakan untuk membuat souvenir yg aku berikan ke orang orang yg sudah membantuku.Kugoreskan lukisan lukisan kecil di atas kertas photo hitam dan kutliskan nama atau kata kata mutiara .Seperti saat mbak Devi si pemilik studio photo yg tdk mau menerima uangku untuk membayar kertas photo yg kubeli.Dari Pangkalan Bun menuju Asam Baru yg berjarak 110 km dengan jalur aspal walau ada beberapa bagian yg rusak dan berdebu.Melewati jalur Jembatan panjang di atas rawa dengan tumbuhan alang alang tinggi di setiap mata memandang seakan bukan berada di daerah Indonesia,seperti  gambar gambar  pada kertas tanggalan yg kupajang di kamar.Seakan dejavu merasuki Alam pikiranku,dan aku teriak “AKU PERNAH MENGALAMI KEJADIAN INI” walau sesaat.Di jalur ini pula untuk ketiga kalinya aku di kelinlingi ribuan belalang di sekitarku.
Dua Jeruji kembali Patah saat melintas di daerah perkebunan sawit dan karet.Panas dan debu sudah menjadi hal biasa sepanjang melintasi jalan jalan tanah dan berkerikil yg sering bikin ban terasa menggelincir saat mengerem.40 km kemudian sudah bisa menikmati mulusnya jalan aspal walaupaun banyak tanjakan tanjakan mayat sampai kota Sampit.85 km melewati rawa rawa dan pinggiran hutan yang sepi dan hanya berpapasan dengan beberpa bis dan taksi taksi Kijang .
Disaat matahari kembali terbenam di Ufuk Barat  begitu Indah dengan warna merah bulat penuh diantara pucuk pucuk pohon dan bias merahnya menghiasi langit ,saat saat sperti inilah yg sering kunikmati dan menjadikan obat lelah setelah seharian mengayuh sepeda UNITEDku.10km sebelum masuk Kota Sampit aku harus menyalakan lampu senter,suasana sudah gelap dan masih terasa sekali ada asap sisa kebakaran.Sampai kota Sampit pukul 19.30 wib,aku memutuskan utk menginap di Masjid Polres.Setelah mandi ,aku makan di warung depan kantor polisi,beberapa petugas jaga juga da yang makan di sana.Dari mereka aku dapat info kalau sehari sebelumnya juga ada pesepeda keliling Indonesia yang mengaku dari Sumatera Utara.dan Alhamdullillah walaupun sama- sama Keliling Indonesia naik sepeda ,banyak dari polisi lebih respect kepadaku.Mereka bilang aku terlihat lebih matang dari segi persiapan,baik dari sepeda dan perlengkapan,apalagi setelah mereka menikmati hiburan trick SULAP serta aku melukis untuk menambah ongkos perjalanan .
Pagi hari kabut tipis masih menyelimuti kota Sampit,ku kayuh sepeda keliling kota.Setelah puas baru ku kayuh Unitedku menuju PalangkaRaya.Perjalanan santai dijalan beraspal tanpa tanjakan berarti dan tidak berdebu,walaupun msh ditemani cuaca panas sampai Pundu.Aku sering di kira touris dari luar negeri dengan sapaan Hello Mister oleh anak2 di sepanjang jalan.Setelah melewati perbukitan dan sabana 35 km setelah Pundu jalanan kembali datar sampai Kasongan.Sepanjang jalur hutan banyak terdapat pohon rotan.Setelah Sholat di Masjid AINUL YAQIN Kasongan yg dulu diresmikan mantan Presiden Soeharto,kembali kukayuh sepedaku memasuki daerah Kerengtangi.Daerah pertambangan Emas dan penduduknya sudah padat,Terlihat dari adanya pasar yang lumayan besar. Karena sudah dua hari tidak memakai ,Aku  menyempatkan beli celana dalam di pasar yg mayoritas banyak orang jawanya.Dari cerita bapak tua di warung saat aku minum es ,di jalur aspal Kerengtangi ada kurang lebih 30 km di bangun oleh orang2 Rusia di jaman Soekarno.Dan jalan itu sampai sekarang masih terlihat bagus,karena pembuatan jalan itu di tangani langsung oleh insiyur dari Rusia.Dengan mengangkat bagian tanah gambut dan di ganti dengan pondasi yg kuat.Sayangnya proyek tersebut dihentikan saat terjadinya G 30 S PKI dan memasuki Era ORDE BARU.Aku jd berpikir misalnya proyek jalan itu di lanjutkan oleh  Pemerintah yg baru saat itu atau pemerintah sekarang ini dengan konsep yg sama sperti para insiyur Rusia mungkin program Trans Kalimantan akan sukses.Tidak ada jalan yang di buat dan setahun kemudian rusak lg.
Walau sudah Gelap waktu sampai di bukit Tangkiling tetap kulanjutkan mengayuh sepeda dengan bantuan lampu senter sepanjang 30 km di jalan yg lurus dan beraspal bagus serta rawa di samping kanan kiri jalan .Jum’at 13 Agustus jam 20.00 wib aku sampai di rumah Mas Zairi,kakak Sepupu yg jadi dosen di di UNIVERSITAS PalangkaRaya .

6 comments:

  1. perjalanan udah lama mas ..tahun 2004 yg lalu

    ReplyDelete
  2. mas gunawan, ada no kontak / hp yang bisa dihubungi..?? aku adalah orang yang ada dalam cerita mas gunawan di "bersepeda keliling indonesia - lanjutan 9"

    akhirnya kita ketemu lagi :D

    salam hangat

    ReplyDelete
  3. Eh...baca novel lagi...
    Kemaren jg dari Pangkalan Bun...

    ReplyDelete
  4. Eh...baca novel lagi...
    Kemaren jg dari Pangkalan Bun...

    ReplyDelete
  5. Subhanalloh...ada teman yg memiliki perjalanan hidup yg berani dan bisa menginspirasi semua orang.

    ReplyDelete